Orang tua zaman dulu cenderung memberi nama anak yang sederhana dan tidak terlalu panjang. Bagi orang tua zaman dulu yang penting nama anak mudah diingat, mudah dieja, dan mudah dilafalkan. Dan tentunya yang memiliki makna yang baik serta mengandung doa yang baik juga.
Sedangkan orang tua zaman sekarang justru memberikan nama yang panjang serta sangat sulit untuk diucapkan. Semakin sulit dan semakin panjang nama yang diberikan kepada anak, maka akan dianggap semakin keren dan kekinian. Biasanya nama itu diambil dengan mengambil tokoh luar negeri yang sulit untuk diucapkan. Pemilihan nama juga banyak yang melalui google dalam form pencarian. Semakin asing di telinga maka akan semakin dianggap keren.
Kalau di daerah penulis sendiri, orang dulu memiliki nama yang sangat gampang untuk diingat, seperti Sukamto, Sunarni, Supoyo, Parji, Tugi, Jadi, dan sebagainya. Generasi berikutnya sudah mengalami perubahan tapi masih mudah untuk diingat. Misalnya saja Ayda, Feri, Susi, Novi, Yuni, Andre, Indah, dan masih banyak lainnya.
Tapi pada generasi berikutnya, nama justru semakin sulit untuk di eja dan dilafalkan. Contohnya Achazia, Azzahra, Razanaraghda, Azzura, Aquilla, Kinara, Rezvan, Dan masih banyak yang lainnya. Pada generasi saat ini, kecenderungan nama memiliki huruf ganda secara berurutan.
Orang tua saat ini sepertinya tidak begitu suka memberikan nama anak yang mudah, sederhana, dan umum dimiliki oleh kebanyakan orang. Mereka cenderung membuang nama-nama yang mudah diingat karena sudah sering didengar. Semakin sulit diucapkan maka akan semakin dianggap keren.
Tapi akibatnya tentu saja sangat banyak. Salah satunya pegawai catatan sipil akan merasa kesulitan dalam menuliskan nama anak zaman sekarang. Jika dulu dengan mudah bisa memahami huruf yang digunakan hanya dengan mendengar nama, sekarang ini harus di eja satu per satu.
Akibat lain dari sulitnya nama anak zaman sekarang, juga dalam masalah memberikan panggilan. Panggilan yang diberikan sudah pasti akan mengalami pergeseran dari nama asli. Bahkan jika terlalu sulit, anak akan beresiko mendapatkan panggilan yang tidak sesuai. Panggilan yang diciptakan oleh teman pergaulan yang kadang mengandung unsur penghinaan.
Dampak dari sulitnya nama ini juga berpengaruh pada pertemanan di masa yang akan datang. Dengan nama yang mudah diingat saja, kadang kita lupa sama teman lama yang jarang bertemu atau berkomunikasi. Apalagi nama yang sulit, tentunya akan mudah untuk terlupakan. Saat bertemu dengan teman lama, sadar bahwa saling mengenal, tapi mengingat nama adalah hal yang sulit untuk dilakukan.
Bisa dibayangkan ketika akan menuliskan undangan, harus berusaha ekstra untuk mencari informasi valid untuk nama teman-teman. Jika zaman dulu kesalahan penulisan mungkin hanya terjadi pada huruf "y" dengan "i", "d" dengan "t", maka untuk generasi nama sulit ini akan banyak kekeliruan jika tidak mendapatkan data yang valid.
Dan apa jadinya jika nama tersebut digunakan untuk melengkapi data penting seperti akun paypal, dan sebagainya yang membutuhkan pertanyaan kunci seperti nama ibu kandung, nama nenek, dan sebagainya. Dalam kondisi mendadak hal itu akan sulit dilakukan. Dan kesalahan seperti itu tentu bisa membuat akun menjadi beku selamanya.
Baca juga: Dari "Tuhan" Hingga "Mati" Berikut 16 Nama Orang Indonesia Terunik