Sedih tentunya ketika kita mencintai seseorang tapi dia tidak merasakan hal yang sama. Padahal sebenarnya tetap ada harapan, hatinya akan berubah dan bersedia memberikan ketulusan cinta. Dari harapan, perjuangan, tapi hanya berakhir dalam mimpi semata. Ketika bangun, ternyata keadaan belum berubah.
Dapat perhatian, dirindukan, diinginkan, dan tentunya diberikan tindakan lain berdasarkan rasa cinta. Sudah banyak perjalanan yang dilalui untuk berusaha mendapatkan itu semua, tapi hatinya tidak pernah bersedia untuk terbuka. Bahkan ketika kita semakin berusaha, dia justru semakin pelit untuk memberikannya.
Berusaha menemukan jawaban atas teka teki dalam kondisi ini, apa sebenarnya yang menutupi semua itu hingga tidak sedikitpun ada usaha darinya untuk mengerti perasaan kita. Sedikit saja mengerti, mungkin akan ada sedikit penghargaan hingga dia mau memberikan secuil rasa.
Seharusnya dia tahu, keikhlasan memberikan cinta sepenuhnya padanya cukup dibalas dengan cinta sebesar biji kurma. Sebab meskipun hanya sebesar biji kurma, setidaknya itu membuat jalan kita lebih mudah untuk meningkatkan cinta yang dia rasakan.
Berusaha melangkah dengan harap mendapat kemudahan. Dia tidak mampu melihat itu, justru lebih suka membuat jalan yang kita lalui menjadi lebih sulit. Sebenarnya cukup melangkah satu kali untuk menyentuh hatinya, tapi kenapa dia harus membuat kita berjalan memutar.
Harus kita akui, saat mengalami keadaan ini memang sangat menyakitkan. Bukan cuma sedih, tapi fokus juga jadi terganggu. Hari-hari dipenuhi pikiran tentangnya, meski sesibuk apapun pasti tidak akan mampu benar-benar mengalihkan terhadap bayangannya.
Terkesan tidak adil apalagi kita sudah merasa menjadi sosok terbaik, bahkan kita tidak pernah melakukan kecurangan apapun padanya. Meski bisa menyalahkan keadaan, tidak seharusnya kita menyalahkan Tuhan, apalagi berpikir kalau Tuhan tidak adil hanya karena mengalami cinta bertepuk sebelah tangan dengan sesama manusia.
Justru seharusnya kita lebih yakin bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik, penderitaan kita belum seberapa. Bisa saja ini hanya teguran karena kita sudah membuat Tuhan mengalami kondisi yang sama, cinta bertepuk sebelah tangan.
Perjuangan kita tidak seberapa jika dibandingkan semua nikmat yang diberikan oleh Tuhan, Tuhan sangat mencintai kita tapi kita belum tentu juga memiliki rasa cinta pada Nya. Justru kita sering melupakan keberadaan Tuhan dengan berperilaku yang melanggar perintah.
Maka jika saja kita tidak bisa meminta cinta dari seseorang meski kita sudah memberikan semua cinta yang kita miliki, anggap saja itu adalah teguran dari Tuhan. Sudah saatnya kita lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan terus berharap pada Nya. Sebab sudah pasti, Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Bukan hanya soal cinta, tapi tentang semuanya.