Akhir dari sebuah kisah cinta memang tidak ada yang bisa memastikan. Seseorang yang kita sayangi dan cintai, belum tentu dia adalah jodoh yang akhirnya berakhir dengan pernikahan. Bahkan sangat mungkin, suatu saat nanti dia yang pernah kita cintai justru menikah dengan saudara sendiri. Kakak atau adik kandung menjalin hubungan dengan mantan kita dan akhirnya mereka sepakat menikah.
Ada yang menganggap terasa biasa saja tapi ada juga yang merasa aneh, apalagi dulu ketika masih menjalin hubungan sudah sangat sayang bahkan terhitung serius. Ada yang bisa memposisikan diri sebagai kakak atau adik, namun ada juga yang kesulitan dalam berinteraksi dalam kurun waktu tertentu.
Bukan masalah masih sayang atau tidak, ketika mantan akhirnya menikah dengan saudara kandung sebaiknya kita bisa menjaga diri agar tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Apalagi jika sampai terjadi hal yang tidak diinginkan. Kita sebenarnya tentu tidak menginginkan hal tersebut.
Meskipun pada kenyataannya setelah mantan menjadi bagian dalam keluarga, akan ada perasaan yang mengganjal. Rasa kaku tentu akan dirasakan pada awalnya. Bukan hanya dari diri kita tapi mantan pasti juga akan demikian.
Pada keadaan tertentu kita memilih untuk menjaga diri, daripada menciptakan rasa tidak nyaman dari diri masing-masing. Kondisi itu tidak bisa terhindarkan jika saudara tahu tentang masa lalu tersebut. Apalagi tahu tentang hal-hal yang sudah dilakukan dan dilewati dalam kisah yang sudah terlewatkan itu.
Godaan terbesar tentu saja ketika perasaan itu seolah tumbuh kembali justru ketika menjadi saudara ipar. Apalagi dalam urusan keluarga sering sekali bekerja sama melakukan sesuatu bersama. Kita tidak boleh terbawa perasaan seperti itu, kita harus siap menerima kenyataan bahwa dia adalah kakak atau adik kita sendiri.
Belum lagi ketika kita dihadapkan pada keadaan yang tidak terhindarkan, misalnya terpaksa berada di rumah berdua dengan ipar, harus bisa menahan diri meskipun godaan itu semakin kuat terasa.
Banyak hal yang harus kita hindari, termasuk jangan sampai membahas masa lalu, fokus pada masa kini dan yakinkan pada diri sendiri bahwa dia hanya sekedar saudara ipar. Membahas masa lalu hanya akan memancing dua hal yang jadi kemungkinannya, kebencian atau perasaan yang muncul kembali.
Jika bukan karena terpaksa, lebih baik jangan sampai terlalu banyak berinteraksi dengan ipar yang dulunya adalah orang yang kita sayang. Meskipun ada aktivitas keluarga lebih baik melakukan tugas secara terpisah. Kalaupun harus bersamaan setidaknya ada anggota keluarga yang lain. Agar tidak kaku apalagi keduanya menikmati ketertarikan antar lawan jenis.
Andai terpaksa di rumah berdua, sebaiknya cari teman lain untuk menemani. Misalnya meminta saudara yang tidak serumah untuk datang menemani. Ini lebih baik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Kita tahu ketika ada kesempatan, apapun bisa terjadi. Entah kita yang jadi tersangka atau korbannya.
Tentunya barang pemberian mantan yang kini sudah menjadi ipar, usahakan untuk menyingkirkan dari rumah. Jangan sampai tetap menggunakan apalagi menunjukkannya. Kalaupun sayang untuk dibuang atau diberikan pada orang lain, sebaiknya dirubah tampilan agar dia tidak mengenali.
Menjaga perasaan saudara kandung juga harus dilakukan, sebab kecemburuan yang dirasakan bisa menjadi rasa benci terhadap kita. Batasi pengetahuan saudara kandung dengan masa lalu yang pernah terjadi. Jangan justru memancing kisah masa lalu itu muncul dalam pertengkaran hanya karena ingin dianggap pemenang.
Memang tidak mudah menjalani kehidupan seperti ini selain memberikan batas dalam berinteraksi. Mungkin kita bisa menjaga diri dan tetap kontrol, tapi belum tentu dia juga bisa mampu seperti itu. Jangan sampai sikap ipar yang statusnya mantan mempengaruhi cara berpikir kita.
Baca juga: Kisah Cinta Nyata: Dia Hanya Adik Iparku