Sedang merintis usaha tapi terkendala modal akhirnya membuat seseorang memutuskan untuk mencari pinjaman berbunga. Atau dalam keadaan usaha yang sedang lesu, berpikir akan membuat gebrakan baru dengan lebih banyak memberikan suntikan modal. Dan masih banyak kemungkinan lain yang membuat seseorang memilih hutang berbunga untuk usahanya.
Sebagian memang berhasil tapi tetap saja ada yang gagal. Kegagalan itu biasanya justru muncul setelah memiliki tanggungan hutang yang wajib di cicil setiap bulannya. Apa penyebab yang biasanya menciptakan kondisi seperti itu?, berikut kemungkinannya.
1. Fokus jadi bercabang karena harus memikirkan hutang
Sejak awal saja sudah harus fokus dengan strategi, persaingan, dan sebagainya. Setelah berhutang beban pikiran bertambah karena harus memikirkan tanggal jatuh tempo. Akan semakin tidak fokus dengan usaha yang dijalani jika sampai sudah hampir tanggal angsuran belum ada sisa uang untuk membayar cicilan. Fokus pun bercabang karena harus mencari sumber dana lain atau mengorbankan modal usaha yang terlanjur ditanam.
2. Merasa pemasukan bertambah yang berdampak pada peningkatan gaya hidup
Ini juga menjadi penyebab utama, ketika hutang sudah cair merasa bahwa punya hak terhadap kepemilikan uang tersebut. Memang pada usaha mengalami peningkatan, tapi hal itu menanamkan dalam pikiran bahwa "gaji" menjadi lebih banyak. Gaya hidup meningkat tanpa sadar bahwa hutang berbunga perlahan akan mengurangi keuangan yang dimiliki.
3. Hitungan cenderung fokus pada bunga, angsuran pokok jadi nomor dua
Kesalahan yang dilakukan saat punya hutang berbunga, adalah menganggap beban yang ditanggung adalah bunganya saja. Misalkan 200.000 adalah bunga dan 500.000 adalah pokok. Pelaku usaha kebanyakan merasa bahwa hitungan pokok tidak menjadi masalah jika mengurangi jumlah modal. Maka 200.000 diambil dari keuntungan sedangkan 500.000 diambil dari modal. Pemikiran seperti ini otomatis akan membuat seseorang menjadi lebih santai dan otomatis modal perlahan akan tergerus terus menerus.
4. Saat mengalami penurunan pendapatan otomatis mengorbankan hitungan modal
Saat usaha lesu atau saat sedang memulai usaha, hal paling penting adalah strategi untuk meningkatkan pendapatan. Hal itu perlu dipelajari dari kondisi lapangan sendiri. Sebab banyak juga yang merasa kesulitan meningkatkan usaha karena kondisi pasar, persaingan, hingga sistem yang digunakan. Akan tetapi tidak memahami kondisi tersebut dan beranggapan bahwa peningkatan itu bisa diatasi dengan menambah lebih banyak modal. Akhirnya setelah berhutang, pendapatan tidak meningkat dan justru dana hitungan modal ikut terbawa untuk membayar hutang plus bunga. Keadaan itu akan bertambah parah jika ternyata usaha tetap mengalami penurunan.
5. Kebutuhan mendadak juga bisa memberi pengaruh buruk pada hitungan modal.
Kebanyakan orang dalam hutang berbunga, angsuran cenderung mepet dengan penghasilan. Sehingga ketika ada kebutuhan tidak terduga sering sekali mengorbankan uang modal untuk dipakai lebih dulu. Padahal untuk mengembalikan juga sulit karena di lain sisi haru membayar angsuran bulanan.
6. Kondisi awal yang memicu keinginan untuk pengajuan hutang berbunga
Orang memutuskan hutang bukan selalu dalam keadaan baik. Banyak juga yang berada dalam keadaan terjepit. Untuk jalan saat merintis saja susah, apalagi ditambah dengan harus membayar cicilan bulanan. Itu jika usaha benar-benar maju, jika tidak tentu saja keadaan akan semakin sulit.
7. Tertanam dalam pikiran hutang jadi solusi untuk setiap keadaan buruk
Mengajukan pinjaman, ketika keadaan buruk memilih mengajukan pinjaman lain. Sehingga ketika keadaan jadi buruk, suka mengambil solusi dengan berhutang lagi. Hal ini akan membuat angsuran semakin menumpuk. Dan inilah yang sering membuat orang jadi bangkrut.