Memiliki pasangan tukang pukul itu memberikan beban tersendiri. Setiap ada masalah yang berakhir dengan pertengkaran, dia tidak lagi bisa bersikap bijak dalam menyelesaikannya. Langsung melakukan pukulan terhadap fisik kamu setelah beberapa saat bertengkar.
Sudah menjadi kebiasaan hingga kekerasan fisik seperti menjadi solusi paling baik menurutnya. Dia tidak lagi butuh argumenmu, alasan, hingga bukti nyata ketika ada suatu masalah. Dan pada intinya, sering sekali pertengkaran berakhir dengan pemukulan. Jika memang kondisi kamu begitu, kemungkinan besar kamu pernah mengalami hal-hal berikut ini.
1. Sebelumnya dia pernah mengekspresikan kekesalan pada barang sekitar
Sebelum terjadi pemukulan terhadap anggota tubuh, dia pernah mengekspresikan kemarahan dengan melampiaskan pada barang sekitar. Seperti misalnya membanting handphone, memukul tembok, atau merusak barang lain di sekitarnya. Sekedar tahu, dia melakukan itu untuk menunjukkan bahwa dia benar-benar sedang dalam kondisi marah. Jika barang yang dirusak memiliki nilai atau berharga, dia berharap kamu menyesal dan tidak mengulangi hal sama yang bisa memicu kemarahannya.
2. Pukulan pertama adalah permulaan, setelah itu dia menjadi semakin sering
Mengekspresikan terhadap benda sekitar dianggap tidak memberikan solusi, maka hal itu akan memancing dia untuk memukul kamu. Pukulan pertama itulah yang menentukan masa depan kalian. Ketika dia sudah terlanjur melakukan pukulan pertama, dia tentu akan lebih mudah melakukannya kembali. Maka tidak perlu heran jika seterusnya dia semakin mudah untuk memukul.
3. Reflek menghindari pukulan ketika dia cuma menggertak
Pasangan yang suka main tangan tidak selalu serius memukul. Kadang dia hanya melayangkan tinju hingga kamu reflek menghindarinya. Padahal dia tidak benar-benar niat memukul. Dia hanya menggertak agar kamu tahu bahwa dia bisa memukulmu kapan saja. Apalagi jika kamu sudah paham bahwa dia memang suka main tangan.
4. Ketika bertengkar sebenarnya kamu tahu resikonya dipukul, tapi karena merasa benar sulit untuk mengalah begitu saja
Pertengkaran memang cenderung membuat semua pihak merasa benar. Tidak peduli siapa yang salah, keinginannya adalah pasangan mau mengakui kesalahan dan minta maaf. Ada kepuasan meskipun tetap ada rasa kecewa. Tapi ketika tidak ada yang mengalah, kamu sadar endingnya bisa dipukul dengan sangat keras, tapi karena merasa benar mendorong kamu untuk mempertahankan argumenmu.
5. Kamu tahu dia menyesal, meski kadang gengsi untuk mengatakan
Menyesal itu pasti, sayangnya meskipun kamu tahu hal itu dia kadang gengsi untuk mengatakannya. Masih mending jika bisa bersikap baik dan perhatian, atau setidaknya minta maaf. Tapi lebih menjengkelkan itu kalau dia merasa bersalah tapi gengsinya juga tinggi, dia hanya diam dan seolah tidak merasa bersalah dengan pemukulan itu.
6. Dia menjadi sangat mudah untuk tersinggung
Dulu dia bisa menahan diri meskipun kamu bercanda agar berlebihan, paling cuma diam saja dan tidak menanggapi. Tapi sejak pemukulan itu sering terjadi, dia menjadi mudah tersinggung. Kamu salah bicara saja dia bisa membentak, apalagi sampai mengatakan sesuatu yang sifatnya melecehkan. Bisa-bisa dia menjadikan hal itu sebagai masalah yang berakhir dengan pemukulan.
7. Kamu merasakan bahwa dia semakin egois
Semakin lama dia tidak berusaha memperbaiki sikapnya. Dia justru merasa benar meskipun jelas-jelas terlihat salah. Bukan lagi masalah besar yang bisa membuat kalian bertengkar, masalah kecil pun bisa diangkat karena keegoisannya. Cuma menyarankan agar bisa sabar, karena jika sudah begitu akan sulit untuk diatasi.
8. Sedih bahkan kadang tidak tahan, tapi didalam rasa sakit itu kamu merasakan ikatan emosional
Sedih itu sudah pasti, karena pukulan dari pasangan bukan cuma bertahan di fisik tapi juga sampai ke hati. Tapi yang bikin kamu tambah susah, hal itu justru merasakan ikatan emosinal lebih dengannya. Mungkin karena sebelumnya sudah terlanjur sayang.
9. Sempat punya pikiran berpisah saja
Pikiran berpisah itu pasti ada, apalagi jika pemukulan itu terlalu sering terjadi. Tapi karena banyak alasan sangat sulit untuk mewujudkan hal itu. Cenderung takut membayangkan segala dampak jika memutuskan berpisah dengannya. Meskipun saat itu ada potensi bisa memiliki pengganti yang lebih sabar.
10. Berpikir cari solusi agar dia tidak seperti itu lagi yang akhirnya hanya jadi harapan
Pernah berpikir mencari solusi dari masalah ini, tapi sayangnya bingung karena tidak ada yang bisa berhasil membuat dia berubah. Akhirnya hanya bisa bersabar dan menerima kenyataan itu. Dan solusi yang sebelumnya dipikirkan, setelahnya hanya jadi harapan saja.
ketika sudah mengalami semua hal diatas, yang bisa memberikan kamu solusi adalah waktu. Akan tiba saatnya kamu tahu langkah apa yang sebaiknya dilakukan.
Baca juga: 7 Keinginan cowok saat marah sama ceweknya