Fenomena anti menyentuh calon istri tapi diluar suka berzina dengan wanita lain, memang sudah tidak mengherankan. Dalam banyak pergaulan hal ini sudah bukan rahasia lagi. Bahkan banyak yang dengan bangga dan secara terang-terangan mengakui hal tersebut. Penulis pun pernah mendapatkan pengakuan semacam itu beberapa kali.
Seperti apapun pria pasti ingin mendapatkan wanita yang baik. Bisa menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk anak-anak nantinya. Sehingga untuk urusan mencari istri, pria cenderung berusaha untuk mendapatkan sosok wanita baik-baik. Cuma pria putus asa dan sadar atas kondisi dirinya sendiri, yang sudah tidak berharap mendapatkan istri dari kalangan wanita baik-baik. Tapi yang pasti, hampir semua pria berharap mendapatkan istri yang baik.
Sayangnya di satu sisi pria sudah memiliki kebiasaan lama, melakukan hubungan layaknya suami istri dengan wanita-wanita sebelumnya. Sehingga untuk tetap memenuhi "kebutuhan" itu, pria cenderung menjalin hubungan iseng dengan wanita murahan. Tentunya tujuannya hanya untuk menuruti kesenangan saja. Kriteria wanita yang dipilih salah satunya adalah tidak ada potensi untuk menuntut pernikahan. Kalaupun ada tuntutan untuk dinikahi, pria akhirnya berusaha agar hal itu tidak terjadi.
Jadi dalam satu kesempatan pria menjalin hubungan dengan beberapa wanita sekaligus. Satu wanita yang memiliki kriteria istri idaman sebagai calon istri yang tidak akan disentuh, dan yang lainnya wanita untuk menuruti nafsu. Pria benar-benar bisa mengatur waktu untuk hal demikian. Kebanyakan calon istri tetap menjadi prioritas utama untuk urusan perasaan dan masa depan. Wanita pemuas nafsu hanya menjadi selingan meskipun pria harus berpikir keras agar tidak sampai ketahuan.
Mirisnya sebagian pelaku justru pria yang memiliki kesan sosial positif, di mata masyarakat dianggap baik atau alim. Karena penilaian positif masyarakat atau lingkungan pergaulan tersebut, membuat pria merasa dituntut untuk selalu menunjukkan perilaku baik. Berusaha mempertahankan kesan sosial yang sudah lama berjalan meskipun sebenarnya dari segi perilaku bertolak belakang dengan kesan yang didapatkan.
Dengan cara apapun berusaha untuk menutupi dosa yang hingga kini masih dilakukan. Ada rasa khawatir jika keburukan yang belum rela ditinggalkan, akhirnya merusak nama baik yang sudah sejak lama terbangun.
Sebagai wanita tentu saja tidak bisa berbuat banyak. Apalagi jika sudah memiliki kebiasaan suka menjadikan diri sendiri sebagai obyek sehingga minat untuk mempelajari karakter asli calon suami tidak ada. Maka jangan terpaku pada kesan sosial, kenali calon suami sebaik mungkin. Bisa jadi pria yang memiliki kesan sosial negatif, justru aslinya baik. Sebaliknya pria yang memiliki kesan sosial positif, justru sebenarnya buruk.
Semoga saja yang benar-benar baik akan ditunjukkan kebaikannya, meskipun di mata masyarakat orang tersebut dianggap buruk. Dan yang benar-benar buruk semoga ditunjukkan keburukannya meskipun di mata masyarakat dianggap sangat baik.