Perceraian memang bukan hal yang sebenarnya diinginkan. Hal itu cenderung terjadi karena keterpaksaan meskipun diawali oleh keegoisan dan rasa tidak kecocokan. Perceraian akhirnya harus terjadi entah karena kesepakatan sejak awal atau melalui sengketa terlebih dahulu.
Upaya mediasi gagal hingga akhirnya harus benar-benar berpisah. Keputusan yang diambil baik karena tekanan atau tidak, yang jelas hal itu dilakukan secara sadar. Meski begitu tetap saja menciptakan dampak psikologis terhadap pelakunya.
Kita yang mengalami hal ini, tentu akan merasakan perubahan hingga memaksa kita untuk segera beradaptasi. Mulai dari sebutan baru karena perubahan status, hingga bisik-bisik tetangga yang terlihat dari ekspresi mereka. Tapi bukan itu masalahnya, yang menjadi masalah adalah pilihan kita kedepannya. Apakah kita akan memilih jalan negatif atau positif.
Kata-kata gagal berumah tangga
Pilihan jalan negatif tentu akan membuat kita semakin terjerumus dan jauh dari kata bahagia. Meskipun hidup penuh dengan kesenangan, kebahagiaan tidak akan didapatkan. Tapi jika memilih jalan positif, kita memiliki kemungkinan untuk bahagia dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Untuk mencapainya dibutuhkan usaha dan perjuangan, sebagai motivasi berikut kata-kata untuk kamu yang gagal berumah tangga.
Merasa malu karena dihina sementara karena perceraian hingga hidup sebagai janda atau duda itu lebih baik, daripada terus memaksakan diri hidup bersama orang yang membawa banyak penderitaan
Setelah bercerai kita memang akan merasa malu. Hinaan secara tidak langsung bahkan secara langsung akan kita dapatkan. Pandangan orang sekitar pun menjadi berubah, seolah mereka memberikan penilaian negatif pada kita. Tapi itu lebih baik karena sudah terlanjur. Daripada kita hidup menderita bersama orang yang tidak tepat. Lebih baik fokus pada perbaikan diri dan abaikan penilaian negatif orang lain.
Janda atau duda bukanlah status yang pantas untuk diremehkan, karena pilihan hidup setelahnya yang menjadi acuan. Sebab banyak juga janda atau duda yang bersih dan terhindar dari maksiat
Hanya karena duda atau janda, banyak orang yang salah kaprah. Hanya dari status itu saja sudah dianggap negatif. Hingga kemudian dianggap banyak membawa keburukan. Padahal bukan itu masalahnya, yang menjadi masalah adalah tindakan selanjutnya. Sebab tidak peduli janda atau gadis, duda atau jejaka, semuanya bisa memiliki kemungkinan untuk berperilaku negatif. Dan juga sebaliknya, siapa saja memiliki kemungkinan untuk selalu berperilaku positif.
Kita gagal untuk kemudian memperbaiki dan memulai kembali kehidupan yang lebih baik, bukan kemudian putus asa lalu merusak kehidupan sendiri
Setelah gagal berumah tangga, keinginan merubah hidup jadi lebih baik untuk semua orang pasti ada. Hanya saja semua bisa teralihkan oleh segala bentuk kesenangan sebagai obat kesepian. Keputusan ada ditangan kita sendiri, ingin menuruti kesenangan itu meskipun bisa merusak kehidupan atau fokus memperbaiki diri untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kegagalan berumah tangga bukan untuk membuat kita menjadi semakin terpuruk. Justru dengan itu kita menjadi tahu hal-hal yang harus dihindari agar tidak terulang kesalahan yang sama
Kita memang harus belajar dan memahami segala kesalahan yang pernah dilakukan. Bukan untuk menyesali apalagi meratapi. Tapi agar kita bisa lebih hati-hati dalam melangkah dan memutuskan sesuatu. Tentunya agar tidak mengulang kesalahan sama yang membuat kita gagal berumah tangga.
Kita tidak perlu menyalahkannya karena perpisahan, kita juga tidak perlu menyalahkan diri sendiri karena perceraian. Anggap saja itu takdir dan peringatan agar bisa menjadi lebih baik untuk pasangan masing-masing nantinya
Menyalahkan mantan istri atau mantan suami justru akan menciptakan dendam, menyalahkan diri sendiri justru bisa membuat kita larut dalam perasaan bersalah. Lebih baik menyikapi secara bijak bahwa semua itu adalah takdir yang perlu untuk dibenahi. Sudah saatnya kita memikirkan untuk menjadi lebih baik bersama pasangan di masa yang akan datang.
Kita tidak seharusnya menyesal karena kehilangan dia, seharusnya kita yang membuat dia menyesal dengan memiliki kehidupan yang lebih baik dan bahagia meskipun dalam ikatan pernikahan dengan orang yang lainnya
Tidak perlu menyesali terlalu dalam apalagi bersedih terus terusan. Cara terbaik adalah memperbaiki diri dan berusaha menjadi yang terbaik untuk pasangan nantinya. Ketika kita bahagia dan memiliki kehidupan lebih baik, kemungkinan besar mantan akan memiliki angan-angan bahwa sebaiknya dulu berusaha mempertahankan hubungan dengan kita. Hal ini sangat mungkin terjadi apalagi kehidupan rumah tangga mantan berikutnya penuh dengan kemaksiatan.
Jangan sampai jatuh pada lubang yang sama, perbaiki diri untuk memiliki peluang bertemu dengan jodoh yang lebih baik
Jodoh adalah cerminan dari diri kita sendiri. Jika kita pasrah saja maka kemungkinan besar kita akan mendapatkan jodoh yang sama seperti mantan. Maka perbaiki diri agar memiliki peluang mendapatkan jodoh yang lebih baik. Untuk yang terakhir dalam hidup kita.
Perjuangan cinta tidak hanya berakhir dengan pernikahan, setelah pernikahan justru menjadi perjuangan yang lebih berat
Dulu kita berpikir setelah menikah semua akan aman-aman saja. Ikatan yang kita anggap kuat ternyata bisa berakhir juga. Maka kegagalan berumah tangga bisa jadi pelajaran bagi kita agar hati-hati. Tetap utamakan berjuang meskipun sudah menjadi suami istri.
Tidak ada zona aman didalam pernikahan, justru banyak cobaan yang akan menghampiri setelah pernikahan
Dengan gagalnya pernikahan sebelumnya, seharusnya sudah cukup membuat kita tahu bahwa didalam pernikahan banyak sekali cobaan. Tugas kita setelah tahu hal itu, adalah menyiapkan langkah antisipasi agar tidak mengalami kegagalan yang kesekian kalinya.
Pernikahan yang kandas adalah salah satu cara Tuhan untuk membuat kita sadar, bahwa menjadi lebih baik itu perlu untuk rumah tangga kita berikutnya
Pada intinya memperbaiki diri. Sebab dalam pernikahan sebelumnya kita cenderung berharap diterima apa adanya. Meskipun dalam kondisi apa adanya itu kita sebenarnya jauh dari kata layak.