Ketika mendapatkan kata pelakor, sebagai wanita yang menyandang status seorang istri tentu langsung berpikir negatif. Tapi ternyata tidak semua pelakor itu bisa dikategorikan jahat. Dalam kondisi berbeda, pelakor bisa dikatakan sebagai korban dalam posisi tertentu.
Salah satunya ketika wanita tidak mengetahui bahwa pria yang menjalin hubungan dengannya sudah punya istri.
Dalam masa pendekatan tidak banyak pria yang membahas masalah wanita lain, rasanya juga kurang etis jika wanita menanyakan status hubungan pria dalam masa pendekatan. Dan wanita bisa tahu dari pengakuan pria meskipun itu sebuah kebohongan.
Salah satu bentuk kebohongannya adalah mengaku sudah bercerai, sedang proses bercerai, atau bahkan mengaku masih perjaka.
Ketika semua ketahuan wanita sudah bermaksud mundur. Tapi pria terus mengejarnya
Hubungan tersebut sebenarnya sudah berakhir, tapi mungkin masih ada beberapa urusan dan klarifikasi yang membuat wanita tampak masih punya hubungan.
Pada masa masa akhir, pelakor terus berusaha menghindar. Tapi pria terus berusaha mengejar, merayu, dan tidak rela hubungan berakhir begitu saja. Selama dalam proses pengejaran itulah, yang cenderung membuat istri sah merasa curiga dan menemukan petunjuk. Setelah semua terbongkar, istilah pelakor itulah yang akhirnya disematkan kepada wanita yang sebelumnya tidak tahu sudah pacaran dengan pria beristri.