Antara pria dengan wanita ketika selingkuh memiliki perbedaan kondisi yang membuatnya mempunyai langkah berbeda ketika selingkuh. Kalau secara awam, wanita itu lebih enak karena peluangnya lebih besar. Belum lagi secara tindakan dan pengorbanan, wanita jauh lebih ringan jika dibandingkan pria. Untuk lebih jelasnya inilah perbedaan pria dengan wanita ketika selingkuh.
Wanita modal cantik saja cukup, selain dari itu modal waktu untuk melakukan perselingkuhan.
Sedangkan pria masih harus modal uang, entah untuk biaya makan, bbm, dan lain sebagainya. Tapi disini, pria lebih punya banyak waktu karena ruang gerak lebih bebas.
Soal target, kesempatan wanita juga lebih banyak. Pria cenderung mudah terpancing ketika wanita tebar pesona. Apalagi jika punya wajah cantik, cukup diam saja sudah banyak yang berusaha merayu.
Sedangkan pria cenderung fokus pada satu target. Kenalan, didekati, merayu, baru kemudian mengajak jalan berdua. Yang pasti pria harus modal lebih dulu, itupun tidak selalu berhasil.
Wanita memang jarang mengalami perselingkuhan instan. Sebab pria kalau sudah sekali dapat, seolah tidak rela jika mengakhiri begitu saja. Akan ada tindakan lanjutan untuk bisa melakukan lagi, atau bisa melakukan hal lain yang lebih dari sebelumnya.
Berbeda dengan pria yang bisa melakukan perselingkuhan instan. Sekali melakukan dan setelah itu tidak ada urusan. Sebab mudah ditemui wanita yang bisa dijadikan teman kencan sekali saja. Baik di tempat karaoke atau yang lainnya.
Jika wanita punya suami yang sering di rumah, perselingkuhan tentu sulit dilakukan. Andai melakukan secara diam-diam lama-lama gelagatnya akan menciptakan kecurigaan. Kecuali wanita yang memang bekerja atau menjadi wanita karir.
Pria lebih sederhana, jika tidak punya uang maka selingkuh sulit dilakukan. Paling kembali ke belaian istri karena justru sering mengeluh dengan kondisi keuangannya.
Jika wanita hanya di rumah, menjadi ibu rumah tangga. Kemudian suami adalah pengusaha yang cukup memantau usaha dari rumah, mungkin sulit untuk selingkuh.
Sedangkan pria, selama miskin dan tidak punya uang maka akan lebih setia dengan istri yang bersedia diajak menderita. Kalau nanti sukses, mungkin lain lagi ceritanya.