Ketika seseorang merasa dikhianati pacar, kebanyakan cenderung langsung menyalahkan tanpa bisa introspeksi diri. Fokus pada pengkhianatan dan tidak lagi memperhatikan penyebab awal hingga sampai dikhianati. Padahal jika ditelusuri kembali, bisa saja sebenarnya diri sendirilah yang salah. Sesuai hukum sebab akibat, pengkhianatan itu terjadi karena ada penyebab awal.
Ketika kamu mengalami pengkhianatan, sebaiknya jangan terlalu fokus pada pacar. Kamu juga harus melihat diri sendiri, seperti apa sikap dan tindakan yang kamu berikan pada pacar. Agar lebih paham, jika karena hal ini kamu dikhianati sebaiknya tidak perlu terus-menerus menyalahkan dia.
1. Kamu terus menerus mengabaikan dia
Selama pacaran, apa sih yang diharapkan pacar dari kamu. Tentunya kamu lebih paham tentang hal itu. Salah satu contoh misalnya dia butuh kamu memberikan perhatian dan kasih sayang agar dia tidak merasa kesepian. Namun jika kamu justru terus mengabaikan dia, sudah pasti kekosongan dalam hidup akan dia rasakan. Mudah baginya juga merasa nyaman dengan orang lain. Hingga akhirnya tidak berani menunjukkan, setelah ketahuan baru kamu anggap hal itu sebagai pengkhianatan.
2. Kamu terlalu jual mahal hingga membuatnya putus asa
Orang berjuang, tentu berharap mendapatkan hasil dari perjuangannya. Tapi semakin lama dia justru putus asa karena diri kamu terlalu jual mahal. Jika dia memilih sosok lain yang lebih mudah perjuangannya, jangan menyalahkan dia. Sebab besar kemungkinan dia putus asa karena merasa tidak mendapatkan hasil apapun dari kamu. Jika memang suka bersikap apa adanya, jika tidak suka jangan membiarkan dia berjuang untukmu.
3. Mempersulit perjuangan dia yang seharusnya bisa dilakukan dengan mudah
Mungkin kamu merasa ingin dianggap berharga, dianggap tidak gampangan, dan sebagainya. Atau bisa juga kamu ingin melihat dia berjuang lebih keras untuk menunjukkan kesungguhan. Harus dilihat dari kemampuan juga dong, jangan egois. Jangan merasa hanya karena tampak benar-benar diinginkan akhirnya kamu mempersulit jalannya. Jangan mempersulit langkah orang lain jika kamu sebenarnya bisa membuatnya lebih mudah. Kecuali kamu memang tidak menginginkan dia, harus kamu relakan dia pergi dengan yang lain.
4. Kamu sendiri justru memprioritaskan orang lain
Prioritas terhadap orang lain sifatnya sangat luas, tapi dalam hubungan cenderung mengarah kepada hubungan yang hampir sama. Mungkin kamu punya pacar, tapi juga punya gebetan. Jika kamu memprioritaskan gebetan kemudian pacar kamu berkhianat, jangan marah, itu sudah resiko. Kalau tidak niat memiliki, sebaiknya jangan menyayangkan jika dia bahagia bersama yang lain.
5. Kamu menggantungkan hubungan hingga dia merasa tidak punya harapan lagi
Mungkin cuma sebatas status, kamu datang hanya saat butuh, dan ketika sedang tidak ingin kamu justru bersikap semaunya sendiri. Selama dia masih berharap, kamu bisa tetap seperti itu. Tapi jika harapan dia sudah hilang, jangan salahkan jika dia lebih nyaman bersama yang lain.
6. Kamu hanya mengikat dan membuatnya berharap, tapi sikap kamu menunjukkan tidak menginginkan dia
Hanya dari omongan saja kamu membuatnya berharap dan terikat status hubungan, baik sebatas gebetan atau sudah bisa disebut pacar. Tapi bertemu sulit, apalagi menunjukkan ada minat untuk jalan berdua. Jika gaya pacaran yang dia inginkan seperti itu tapi tidak mendapatkannya, kemudian dia memilih berkhianat, maka kamu tidak pantas menyalahkan. Anggap saja dia memang tidak ditakdirkan untukmu.