Saya memang bukan orang kaya, tapi saya terus berusaha untuk menjadi kaya. Tapi sering sekali saat berada dalam kondisi sekarang, pola pikir kita tidak akan sama dengan mereka yang sudah menjadi orang kaya.
Apalagi jika kita berusaha memulainya dari nol, kekayaan itu akan sulit didapatkan. Karena langkah kita jauh lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang sudah ada dukungan finansial dari orang tua atau keluarga.
Maka selain masih banyak faktor penentu lain, ada dua faktor yang harus tetap kita perhatikan. Pertama faktor keadaan. Ok, kita memulainya dari nol sehingga harus kita sadari bahwa langkah kita lebih lambat.
Namun dari segi pola pikir, kita harus bisa memahami dan berusaha memiliki pola pikir seperti mereka. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah menghindari pola pikir berikut ini yang akan membuat kita susah kaya atau minimal susah mengalami peningkatan dari segi finansial.
1. Lebih memilih berada di zona aman
Hampir semua dari kita, lebih merasa tenang jika berhasil menyisihkan sebagian pendapatan untuk di tabung. Dengan alasan untuk keamanan ketika ada kebutuhan mendadak, dan juga untuk membeli impian yang sudah lama diinginkan.
Pola pikir orang kaya tidak seperti itu, mereka lebih fokus untuk meningkatkan penghasilan dan keluar dari zona nyaman. Berpikir bagaimana uang tidak mengendap dan bisa berkembang lebih baik daripada hanya sekedar di tabung. Meskipun lebih beresiko tapi setidaknya mereka tetap memiliki kemungkinan untuk berhasil.
Untuk yang satu ini, terus terang saya sudah berhasil mengatasinya, cenderung lebih memilih untuk membelanjakan uang menjadi barang yang bisa dijual kembali. Meskipun masih tahap merintis setidaknya ada usaha untuk meningkatkan penghasilan.
2. Berhenti belajar dan tidak berusaha menghadapi perubahan
Kebanyakan dari kita cenderung fokus dengan sistem yang sudah lama berjalan hanya karena sistem tersebut sudah pernah membawa kita pada masa kejayaan. Kemudian setelah itu kita berpikir, sistem itu sudah sempurna hingga kita menganggap tidak perlu belajar hal baru lagi. Kemudian ketika mengalami penurunan, kita cenderung mencari teman yang sama-sama mengalami hal serupa hanya untuk membuat penurunan itu seolah hal yang wajar.
Padahal pola pikir orang kaya tidak seperti itu, dalam masa kejayaan pun mereka terus belajar hal baru. Dan akhirnya dengan begitu mereka siap menghadapi perubahan. Untuk saya, pola pikir masih seperti ini. Kendalanya cuma satu yaitu rasa malas untuk belajar.
3. Pesimis ketika mengetahui resiko yang akan terjadi
Takut bangkrut, adalah resiko pertama ketika memulai usaha. Kemudian menjadi takut memulai usaha baru dan lebih memilih untuk menjalani usaha atau kerjaan yang sudah berjalan, meskipun tidak ada peningkatan yang berarti. Pola pikir seperti ini pun masih menghantui saya, ada ketakutan mengalami keadaan yang lebih buruk jika memulai usaha baru padahal belum mencobanya.
4. Perilaku konsumtif
Kita sering melihat orang kaya berani menghabiskan uang sangat banyak untuk barang mahal, tapi kita tidak pernah tahu tujuan orang kaya melakukan pembelian barang tersebut. Bisa saja mereka sebenarnya menjadikan hal itu untuk investasi, sebab setelah melakukan pembelian tersebut dengan proses tertentu mereka akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Sedangkan kita mengeluarkan uang banyak sesuai kondisi masing-masing, cenderung digunakan untuk menuruti keinginan. Pola pikir seperti ini pun masih belum bisa saya kontrol, cenderung banyak pengeluaran untuk hal yang sifatnya kesenangan.
5. Bekerja untuk mendapatkan imbalan uang
Ini juga pola pikir yang salah yang akan membuat kita susah kaya. Karena orang kaya tidak demikian. Orang kaya cenderung bekerja untuk sistem, dan setelah berhasil sistem yang akan bekerja untuk mereka.
Tapi kalau kita lagi-lagi kalah dengan kondisi, kita sering sekali kalah dengan yang namanya kebutuhan dan kesenangan. Kita cenderung menginginkan imbalan uang segera setelah bekerja. Sehingga jika disuruh memilih, kita lebih memilih kerja satu tahun dengan imbalan uang yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk waktu yang sama.
Daripada harus memilih kerja satu tahun untuk membangun sistem sementara kebutuhan harus ditekan dan tidak bisa menuruti apa keinginan kita.