Jika kita melihat lingkungan sekitar, banyak ketimpangan antara orang yang sudah kaya dengan orang yang masih miskin. Orang yang masih miskin cenderung akan selamanya miskin, sedangkan orang kaya malah semakin kaya.
Seolah-olah orang miskin tidak punya kesempatan untuk menjadi kaya, paling ada beberapa yang memang menemukan keberuntungannya. Dari kondisi itu, inilah hal yang menjadi kemungkinan penyebabnya.
Alasan Kebanyakan Orang Miskin Tetap Miskin
1. Mereka memiliki standar kemapanan yang rendah
Orang miskin memang punya harapan dan keinginan untuk menjadi kaya. Akan tetapi dari faktor keadaan, mereka lebih memilih melakukan hal-hal yang hanya memberikan kemapanan sesuai versi mereka. Dalam memilih pekerjaan yang penting bisa memenuhi kebutuhan hidup, bisa menuruti sedikit keinginan, dan bisa menabung untuk keamanan masa depan. Keinginan dan cita-cita boleh tinggi, tapi dalam praktek atau perjuangannya cenderung condong ke arah menjadi mapan sesuai versi mereka. Dimana mapan menurut orang miskin, sebenarnya baru tahap memulai bagi orang kaya.
2. Cenderung lebih memilih zona yang dianggap sudah aman
Masih ada kaitannya dengan sebelumnya, orang miskin memang cenderung lebih memilih zona aman. Punya gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, menuruti sedikit keinginan, dan bisa menabung. Jika kondisi itu sudah dianggap cukup maka orang miskin mudah merasa puas. Sehingga setelah mencapai kondisi tersebut, banyak yang tidak berani menderita atau berjuang lebih keras untuk mendapatkan kondisi yang jauh lebih baik dari itu.
3. Dukungan Orang tua
Dukungan orang tua itu penting, tidak harus tentang materi. Penanaman pola pikir, arahan yang tepat untuk anaknya, dan masih banyak hal lainnya. Orang tua miskin cenderung memiliki pola pikir yang sama, yaitu memiliki standar kemapanan yang rendah. Sehingga dari segi dukungan juga menjurus untuk mencapai kemapanan sesuai versi mereka. Makanya banyak orang tua miskin yang justru takut ketika anak memulai usaha dengan resiko besar. Ada rasa takut jika anaknya banyak hutang, menjual tanah, dan resiko lainnya. Sehingga dianggap lebih aman jika mengarahkan anaknya untuk berada di zona kemapanan yang standar saja.
4. Terlanjur dikejar oleh kebutuhan
Baru permulaan, jangankan untuk berkembang, untuk investasi atau lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup saja sudah memberi pengaruh besar. Ini juga menjadi masalah yang serius jika orang tua langsung lepas tangan. Waktu, pikiran, tenaga, materi yang seharusnya digunakan untuk pengembangan malah terkuras untuk mengupayakan terpenuhinya kebutuhan hidup.
5. Pergaulan dengan orang kaya cenderung terjebak pada hal-hal yang sifatnya kesenangan
Tidak menutup kemungkinan orang miskin akan bergaul dengan orang kaya, contohnya saya sendiri. Saat dalam kondisi seperti itu, orang miskin memang cenderung fokus pada hal-hal yang menyenangkan, berbau kemewahan, dan segala hal tentang orang kaya. Memang ini bisa menjadi motivasi, tapi itu hanya sesaat. Selebihnya kita sebagai orang miskin cenderung terpengaruh oleh gaya hidup yang menjerumuskan pada kemiskinan.
6. Lingkungan pergaulan
Orang miskin dengan pendapatan 500 ribu itu bisa mudah merasa puas dan merasa lebih baik, jika melihat lingkungan rata-rata memiliki pendapatan jauh dibawah itu. Apalagi jika pembanding adalah orang-orang yang mayoritas "Cuma bisa makan". Makanya mudah merasa puas karena dilingkungan tertentu masuk kategori orang yang lebih baik dari yang lainnya. Ya, melihat kebawah itu perlu tapi harus tahu waktu yang tepat untuk melakukannya.
7. Kekhawatiran terhadap resiko yang lebih tinggi, sebab dampaknya bisa merusak segala hal dalam kehidupannya
Orang miskin itu lebih takut jika harus membuat inovasi besar. Sebab untuk mewujudkan hal itu, segala hal harus dikorbankan. Kalau sampai gagal atau bangkrut, mungkin bukan hanya keluarga yang hancur, rumah pun bisa terjual jika gagal.
8. Belum ada aset yang mendatangkan uang secara berkala
Jangankan aset untuk mendatangkan uang secara berkala, waktu dan tenaga saja sebagian terbuang untuk menutupi kebutuhan hidup. Bandingkan dengan orang kaya, saat menganggur pun sudah ada aset yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi dari segi waktu, tenaga dan pikiran, orang kaya lebih punya kesempatan untuk membuat dirinya lebih kaya.
Tapi meskipun begitu, bukan berarti orang miskin semuanya akan tetap miskin. Tetap ada kemungkinan untuk menjadi kaya, dan semoga saya adalah salah satu orang miskin yang nantinya akan menjadi kaya. Amin.