Ada kalimat motivasi terkenal "Sekecil apapun usahanya, anda adalah bosnya. Setinggi apapun jabatannya, anda hanyalah karyawan". Seolah-olah hal ini mengkerdilkan karyawan setinggi apapun jabatannya. Menjadi karyawan terkesan tidak lebih baik daripada pengusaha.
Dari cara pandang pedagang kecil sekalipun, hal itu tentu saja banyak benarnya. "Lebih enak usaha sendiri, daripada ikut orang. Bebas sesuai kehendak hati". Tapi pemikiran seperti itulah yang membuat usaha tidak maju. Menciptakan anggapan yang salah, seakan-akan ketika sudah menjadi pengusaha bebas seenaknya sendiri.
Sebagai karyawan pun demikian, "Lebih baik karyawan dengan gaji pasti, apa enaknya jadi pengusaha kalau hasilnya tidak pasti, malah resiko bangkrut juga tinggi", kalimat pembelaan dari karyawan.
Di mata pengusaha awam, menjadi karyawan itu terikat dan tidak bebas jika menjadi pengusaha. Tapi apakah tidak menyadari kalau jadi pengusaha juga harus punya sistem seperti ketika menjadi karyawan. Disiplin, kerja keras, kerja cerdas, dan lain sebagainya. Belum lagi resiko bangkrut juga besar, sudah berapa banyak pengusaha yang gulung tikar dan akhirnya menjadi miskin.
Karyawan awam juga demikian, karena merasa punya gaji pasti dan tinggi akhirnya meremehkan orang yang memutuskan resign dari pekerjaan hanya untuk merintis usaha kecil-kecilan. Sebab faktor utama dari keputusan itu bukanlah semata-mata karena uang, pasti ada motivasi lain yang membuat seseorang memilih jalan tersebut.
Secara objektif sebenarnya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk dari keduanya. Keduanya selain menjadi pilihan dari diri masing-masing sejak awal, juga menjadi pilihan karena keadaan. Karyawan sejati tetap karyawan karena sudah aman dan tidak ada bakat pengusaha. Pengusaha bisa saja pilihan terakhir karena sulit dapat kerja, dipecat, atau karena tidak mampu memenangkan kompetisi diantara banyak saingan. Meskipun tidak menutup kemungkinan itu juga karena pilihan diri sendiri.
Jadi semua ada untuk saling melengkapi, untuk keseimbangan. Dan masing-masing memilih jalan sesuai kondisinya. Tidak akan berjalan jika semua orang jadi pengusaha, sebaliknya tidak akan berjalan juga jika semua jadi karyawan. Ada kaya maka ada miskin, ada penjual ada pembeli, ada karyawan maka ada pengusaha, itu semua untuk keseimbangan bukan untuk menentukan mana yang lebih baik atau buruk.