Sepertinya sudah mengakar kebiasaan yang satu ini didalam pola pikir masyarakat kita, ketika punya hutang sama seseorang, suka meremehkan hanya karena dia punya duit banyak. Hingga akhirnya menjadi tidak niat membayar hutang dalam waktu cepat. "Alah, uang dia kan banyak. Bayar nanti nanti juga tidak pengaruh sama dia.".
Eit.. jangan salah, pemikiran itu benar-benar keliru. Ada banyak alasan yang membuat pemikiran seperti itu benar-benar keliru.
Pertama, dia belum tentu benar-benar punya duit banyak. Kita tidak pernah tahu kondisi keuangan orang lain sebenarnya. Bisa saja dibalik keuangan dia yang tampak banyak, sebenarnya banyak juga kebutuhan, angsuran bank, juga biaya lain yang dia butuhkan. Bisa saja dia meminjami kita karena niat menolong, dan dia berusaha memangkas anggaran tertentu untuk membantu. "Alah, buktinya dia tidak nagih". Tidak menagih uang yang kita pinjam bukan berarti dia banyak duit. Karena rasa tidak enak atau rasa sungkan tetap dimiliki mereka yang butuh uang, hanya saja demi menjaga hubungan tidak niat untuk menagihnya.
Kedua, Orang yang tampak banyak uang pun tetap berusaha untuk menghemat anggaran dalam hidupnya. Dia kerja keras mati-matian, mengumpulkan uang untuk keamanan masa depan, malah kita meminjamnya. Padahal uang yang kita pinjam hasil dari "menyiksa diri" dari aksi berhematnya. Kita harus sadar dan membedakan, anggaran kebutuhan dengan tabungannya. Tabungan untuk masa depan yang bisa saja tidak ingin diotak atik. Dan uang yang kita pinjam bisa saja hasil dari "menyiksa dirinya" karena harus memangkas anggaran untuk hal lain.
Ketiga, itu adalah uang berputar. Dia sudah berusaha untuk mendapatkan lebih banyak penghasilan, dengan investasi seluruh uang miliknya. Andai saja ada uang tambahan yang dia gunakan untuk usaha/investasi, maka hasilnya juga lebih besar. Tapi bukannya ada tambahan, malah uang yang seharusnya diputar malah kita pinjam sebagian. Sehingga jika sebelumnya dia perlu 10 langkah untuk capai target, karena uang berkurang dia akhirnya perlu 15 langkah untuk capai target. Jadi selama kita tidak segera mengembalikan, secara tidak langsung kita menyusahkan orang lain.
Keempat, beban pikiran. Jangan anggap orang yang memiliki uang banyak, pikirannya tidak terbebani oleh uang yang dipinjam. Dia bisa saja gelisah, merasa khawatir jika uangnya tidak segera kembali, bahkan bisa saja resah karena ada keinginan menagih tapi sungkan.
Kelima, keputusan seperti itu akan membuat jalan kita tertutup dengan sendirinya. Bagaimana tidak, Kita sudah diberi kepercayaan dengan dipinjami uang. Meremehkan hal itu kemudian kepercayaan mereka menjadi hilang. Sewaktu kita benar-benar butuh, dia bisa saja mencari alasan. Berbeda jika kita segera mengembalikan, sewaktu-waktu butuh belum tentu dia akan menolaknya, karena dia yakin kita bisa dipercaya untuk masalah hutang.
Jadi jangan meremehkan hanya karena mereka tampak banyak uang. Punya banyak uang belum tentu akan membuat mereka santai jika tentang masalah hutang. Sebab selain itu, semua ini tidak selalu tentang nominal. Tapi lebih fokus kepada kepercayaan dan kenyamanan bersama.