Banyak orang merasa bijak dan merasa benar, kemudian suka memberikan nasehat kepada orang lain secara langsung lewat omongan. Bahkan banyak yang memberikan nasehat didepan orang banyak, dimana hal itu justru cenderung seperti berniat melecehkan.
Yang lebih menyebalkan lagi, nasehat tentang hal mendasar dimana hampir semua orang mengetahuinya. Lebih bikin malas lagi jika itu sudah masuk dalam ranah pribadi. Tentunya bagi orang yang suka memberi nasehat, tidak perlu memberikan nasehat seperti dibawah ini. Apalagi status kalian hanyalah orang lain. Kecuali dengan cara yang lain misal melalui kata-kata bijak, tulisan secara tidak langsung, juga penggiringan opini melalui konten tertentu.
1. "Kamu itu sebagai anak harus patuh sama orang tua, dia cari duit juga untuk kamu"
"
Iya saya tahu, tidak perlu anda bilang", mungkin jawaban itu yang diinginkan oleh seseorang ketika mendapatkan nasehat dari orang lain. Ketika kita mendapatkan nasehat semacam ini, entah kenapa kita merasa bahwa orang itu sok tahu. Seolah tahu secara detail cara kita bersikap kepada orang tua. Padahal mereka yang suka memberi nasehat belum tentu paham tentang kehidupan kita sebenarnya. Mereka hanya menilai dari apa yang tampak saja. Tapi jujur saja, kita justru cenderung tersentuh jika melihat video sedih tentang orang tua, kemudian punya tekad untuk lebih berbakti pada orang tua. Tapi tetap merasa kesal jika ada yang memberi nasehat langsung seperti itu.
2. "Kamu itu jangan pacaran sama dia, sudah tak bilang dia itu rusak"
Memberi nasehat kepada orang yang sedang jatuh cinta, adalah tindakan percuma. Bahkan ketika kita sedang jatuh cinta, pacar dijelek-jelekkan pun rasanya tidak terima. Tapi jika kita dibiarkan, lama-lama kalau sudah bosan juga berpikir untuk meninggalkannya. Apalagi jika kita ada rasa malu jika terus melanjutkan hubungan dengan dia.
3. "Tidak ada mantan anak, kamu tetap harus tanggung jawab soal kebutuhan dia"
"
Saya tahu, dan anda tahu apa tentang wujud tanggung jawab saya kepada anak?", memang menyebalkan apalagi orang itu tidak tahu sama sekali hubungan kita dengan anak itu bagaimana. Mereka yang memberi nasehat seperti itu sebenarnya percuma. Itu hanya membuat kita menjadi tidak suka padanya. Lebih baik diam, atau lebih baik mereka menggunakan kalimat tanya, "Anak kamu sekarang umur berapa?", secara tidak langsung itu memberikan tekanan pada kita untuk terus tahu perkembangan anak yang tidak ikut kita.
4. "Aku tidak percaya kamu benar-benar melamarnya, memang kamu sudah yakin. Kalau dia nanti ... bagaimana?"
Nasehat semacam ini adalah nasehat yang sangat buruk dan bisa merusak semuanya. Sebab sudah pikir matang-matang, kenapa harus diberikan nasehat seperti ini. Si pemberi nasehat mungkin berpikir cuma basa basi atau menunjukkan kepedulian, tapi kalau sudah terlanjur terjadi hal itu merupakan hal yang tidak perlu. Lebih baik diam karena kalau sudah terlanjur dilakukan, itu pasti karena sudah ada pertimbangan. Akan lebih baik jika memberikan pernyataan "Selamat ya, semoga lancar sampai akhir".
5. "Kamu harus patuh sama suami ya, jangan suka membantah"
Jangankan orang lain, anggota keluarga saja bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Sebagai seorang istri, kalau cuma nasehat seperti itu juga tahu. Daripada mengucapkan begitu lebih baik share banyak postingan terkait "tipe istri calon penghuni surga", "macam-macam tanggung jawab istri", dsb. Jika menarik, tentu akan membuat para istri membacanya bahkan banyak yang akan terpangaruh.
6. "Jangan pelit-pelit, orang itu harus banyak beramal"
"
Dari segi apa anda menganggap saya pelit, memang anda tahu semua pemberian yang sudah saya lakukan?". Lagi-lagi orang itu menilai dari sedikit hal yang diketahui saja. Sebaik-baiknya orang dalam memberi sesama, pasti ada kondisi yang membuatnya tidak ingin memberi. Jadi jangan menilai seseorang pelit hanya dari hal-hal yang diketahui saja. Sebab bisa saja dibalik sifatnya yang sebenarnya hemat, dia sudah banyak memberi tanpa menunjukkan kepada orang lainnya, tidak butuh pencitraan.
7. "Seharusnya kamu itu bisa lebih dewasa"
Wa.... kalau sudah ada nasehat seperti ini, siapapun pasti akan tersinggung. Sebab nasehat semacam ini cenderung keluar ketika ada pertengkaran. Apa yang kita harap ketika mendapatkan nasehat seperti ini?, tentu kita ingin mengatakan "Introspeksi lah lebih dulu".