Sulit dibedakan antara orang yang memaksakan diri dengan yang benar-benar mampu memiliki mobil. Sebab akhirnya keduanya sama-sama bisa memiliki mobil. Tapi, mampu memiliki mobil disini diartikan bahwa tidak mengganggu kondisi keuangan sendiri. Kepemilikannya tidak menjadi beban dalam hidup baik diri sendiri apalagi orang lain.
Pembelian secara kredit tidak sepenuhnya menunjukkan bahwa tidak mampu, sebab banyak orang kaya raya tetap memilih untuk melakukan pembelian secara kredit. Maka inilah tanda bahwa orang tidak mampu beli mobil, tapi hanya memaksakan diri untuk memilikinya.
1. Hitung dan analisa kemudian pahami, jika asuransi all risk dianggap cukup berat, artinya belum benar-benar mampu memiliki mobil meskipun pada akhirnya tetap memutuskan untuk tidak menggunakannya.
2. Untuk pembelian kredit, jika angsuran per bulan masih diatas 40% dari pendapatan bulanan. Apalagi jika sampai Hampir 80%, jelas menunjukkan bahwa orang terkait hanya memaksakan diri. Sebab dengan perhitungan seperti itu, besar kemungkinan kepemilikan mobil akan memberikan beban bagi kehidupan. Kecuali jika mobil itu digunakan untuk usaha. Tapi tetap saja meskipun untuk usaha, masih masuk kategori memaksakan diri.
3. Tidak ada garasi atau minimal tanah kosong untuk menempatkan mobil. Kita harus akui, mobil itu harus ada tempat dan tidak menggunakan fasilitas umum untuk "menyimpan". Jika masih parkir di gang, memakan badan jalan, apalagi sampai menutupi halaman tetangga, artinya orang itu benar-benar memaksakan diri untuk memiliki mobil.
4. Mengeluh dengan pajak tahunan dan service berkala juga menunjukkan bahwa tidak mampu. Sebab itu adalah kewajiban yang harus ditanggung ketika memiliki mobil. Kalau pajak masih suka telat, service jarang-jarang seperti saya, menunjukkan belum benar-benar mampu memiliki mobil.
5. Masih berpikir lebih baik pakai motor karena pertimbangan boros. Padahal dalam memiliki mobil sudah memperkirakan untuk masalah konsumsi BBM. Jika orang lebih memilih menggunakan motor karena alasan tersebut, belum benar-benar mampu memilikinya. Kecuali ada pertimbangan lain seperti macet dan lainnya.
6. Masih memilih rental mobil daripada memakai milik sendiri untuk urusan tertentu, karena pertimbangan biaya yang dikeluarkan hampir sama. Misalnya jika memakai punya sendiri mempertimbangkan bbm, pemakaian ban, lecet, dan sebagainya. Kecuali karena dari segi fungsi, misal mobil cuma muat 4 orang sedangkan waktu itu perlu mengangkut 6 orang.
7. Masih butuh sparepart kw, copotan, bahkan part kreasi bengkel padahal sparepart yang asli banyak dijual dimana-mana.
8. Mengalokasikan anggaran untuk mobil setelah memangkas beberapa kebutuhan yang sebelumnya sudah lama berjalan.
9. Masih berusaha lari dari tanggung jawab ketika menyerempet atau menabrak sesuatu yang menimbulkan kerugian bagi orang lain.
10. Mobil mendatangkan pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga ketika terjadi perbincangan tentang perbaikan. Sebab mereka yang benar-benar mampu tidak terpengaruh oleh hal-hal tersebut.
11. MASIH PUNYA HUTANG SAMA PERORANGAN TAPI TIDAK DIBAYAR-BAYAR, MALAH MEMBELI MOBIL.
Jadi jika sebagian besar tanda-tanda diatas masih ada dalam diri seseorang, kepemilikan mobil tidak menunjukkan bahwa sudah mampu, tapi menunjukkan tipe orang yang memaksakan diri untuk memiliki mobil.