Bertemu dengan orang baru, berkenalan, dan akhirnya mulai terjadi obrolan. Seperti kebetulan, dari obrolan mulai mengarah pada masalah bisnis setelah sebelumnya cuma basa basi. Hingga akhirnya anda kerja sama kemudian menjadi korban penipuan. Agar tak terjadi dan selalu waspada, inilah ciri khas penipu profesional.
1. Dengan cepat dia bisa membuat anda merasa nyaman berinteraksi dengannya. Anda akan lebih sering didengarkan, dan inilah awal kepercayaan anda akan terbangun. Mulai berani terbuka untuk banyak hal. Seolah anda sudah merasa lama mengenalnya secara pribadi.
2. Belum lama kenal pun anda akan merasa yakin bahwa dia adalah orang dengan karakter yang ditunjukkan. Baik, bisa dipercaya, bahkan kadang agamis, juga memiliki sifat positif lainnya.
3. Dari segi tampang, dia tidak menunjukkan gelagat mencurigakan sebagai seorang penipu. Ini sengaja dia tunjukkan untuk menciptakan kesan bahwa dia orang yang baik.
4. Dia punya pekerjaan, jabatan, bisnis, dan sebagainya sebagai alibi untuk menutupi kejahatannya. Meskipun kadang itu merupakan milik orang lain, dia punya kemampuan manipulasi agar anda mengira itu adalah miliknya. Sulit mendeteksi ciri satu ini, tapi cukup menjadi bukti bahwa orang yang punya jabatan bahkan usaha besar pun ada potensi dia adalah penipu.
5. Apa yang diceritakan tampak meyakinkan, sebab dia bisa mengaitkan banyak fakta yang berkaitan. Ibaratnya, kebohongan yang disampaikan berdasarkan fakta yang ada.
6. Dia berani modal lebih dulu, dimana hal itu sebenarnya merupakan pancingan untuk mendapatkan hal yang lebih besar. Sehingga kadang bisa memberikan "sesuatu" secara gratis.
PELAJARAN YANG BISA DIAMBIL
1. Waspada terhadap orang baru kenal meskipun anda merasa percaya padanya. Segala bentuk kerjasama bisnis jangan dibuat berdasarkan kepercayaan saja.
2. Jika akan memberinya kepercayaan, buat dengan perjanjian tertulis atau dengan sistem yang bagus. Sehingga semua bisa dikontrol sepenuhnya oleh anda.
3. Jangan kalah oleh rasa sungkan, seperti apapun keadaannya tetap lakukan sesuai prosedur biasa.
4. Jangan terlibat bisnis sebelum benar-benar memahami sistem kerjanya, jangan hanya karena malas belajar akhirnya mempercayakan sepenuhnya pada orang itu.