Tukang sayur keliling, tentu kita sudah bisa mendapatkan gambaran jelas dari profesi satu ini. Mulai dari yang masuk perumahan hingga perkampungan cenderung mudah ditemui keberadaannya. Tidak banyak yang sadar, inilah penderitaan tukang sayur keliling.
1. Bangun harus lebih pagi dari orang lain, mereka harus bertempur dengan dinginnya pagi ketika orang lain masih terlelap tidur. Kadang rasa malas pun dirasakan, apalagi jika sebelumnya sempat ada kegiatan malam yang harus dilakukan.
2. Pelanggan tidak tahu diri pun banyak, yang sering hutang tapi pura-pura lupa jika tidak ditagih. Bahkan ada yang hutang terus menerus hingga menumpuk dan akhirnya tidak terlihat batang hidungnya lagi.
3. Seiring berjalannya waktu, profesi satu ini semakin banyak mendatangkan pesaing. Sehingga harus punya strategi sendiri untuk mempertahankan pelanggan.
4. Keuntungan mepet, dan itupun masih ada beberapa oknum ibu-ibu yang menawar dibawah harga modal. Meskipun begitu, dalam kondisi normal tetap bisa mendapatkan keuntungan yang lumayan banyak.
5. Hujan adalah tantangan terberat, sebab menggunakan armada apapun dalam jualan, bisa menanggung resiko pulang dengan banyak dagangan. Sebagian bisa dikembalikan, sebagian lagi mungkin harus dibiarkan membusuk jika tidak bisa dijual lagi esok harinya.
6. Kadang merasa dipanggil tapi sebenarnya bukan untuk mereka. Hampir semua pernah mengalami rasa malu karena merasa dipanggil calon pembeli padahal sebenarnya tidak.
7. Dagangan kabur oleh angin itu hal yang wajar, secara khusus hal ini jelas merugikan. Tapi biasanya tertutupi oleh keuntungan dari barang yang lain.
8. Kisah mistis banyak beredar yang akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Kadang ada tukang sayur keliling yang dilanda ketakutan meskipun hanya mendengar dari cerita saja.
9. Terjadinya aksi pencurian juga hal yang biasa, meskipun kebanyakan tidak sadar karena banyaknya barang dagangan yang dibawa.
10. Bagi kalangan muda, profesi satu ini cenderung diremehkan oleh calon mertua dari kalangan keluarga berpendidikan. Karena profesi satu ini dianggap tidak memberi kebangaan.