Dalam bisnis jual beli mobil bekas, terlihat menguntungkan dan terkesan baik-baik saja. Tapi bagi yang sudah pernah menjalaninya, tentunya banyak menemukan sisi gelap didalam prakteknya. Dan inilah sisi gelap dalam bisnis jual beli mobil bekas.
1. Nominal komisi makelar tidak ditentukan oleh hasil kerjanya, tapi sosok makelar itu sendiri. Maka makelar yang punya pengaruh kuat cenderung diberikan komisi lebih banyak. Sedangkan makelar ecek-ecek sering sekali mendapatkan bagian lebih sedikit. Misalnya preman yang punya pengaruh kuat, tanpa menyebutkan nominal pun minimal akan diberi 1 juta. Sedangkan makelar ecek-ecek cuma diberikan 200-500 dengan berbagai alasan, meskipun sebenarnya makelar ecek-ecek melakukan hal lebih banyak. Ini terjadi jika makelar tidak menyebutkan nominal untuk komisinya.
2. Penjual yang lepas tanggung jawab setelah barang dilepas, cenderung memilih menutupi kekurangan pada kerusakan mobil daripada memperbaikinya. Yang penting untuk jangka beberapa saat mobil bisa dikatakan aman.
3. Banyak penjual mobil yang lebih suka mengarahkan pembeli untuk mengambil secara kredit. Karena dari pihak penjual bisa mendapatkan refund dari pihak leasing yang cukup lumayan. Maka tidak heran jika pembelian akhirnya dilakukan secara kredit, penurunan harga bisa didapatkan lebih mudah.
4. Makelar mobil bisa sampai 7 orang bahkan lebih untuk satu transaksi jual beli mobil bekas. Jika sudah begini, pembeli berpotensi membayar lebih mahal. Sebab penjual akan berusaha mempertahankan harga tinggi demi berbagi keuntungan dengan semua makelar yang terlibat.
5. Ada beberapa oknum penjual mobil bekas yang pura-pura tidak tahu kekurangan mobil dagangannya. Hal itu biasanya terjadi ketika kekurangan tersebut butuh ketelitian tinggi untuk mengetahuinya.
6. Jika setiap bidang pekerjaan dikerjakan secara spesialis oleh satu orang, maka pekerja yang paling kurang kesejahteraan adalah tukang lap dan cuci mobil. Mereka yang hanya khusus mengerjakan itu biasanya diberikan gaji yang cukup rendah. Bahkan banyak yang tidak sampai satu juta rupiah, sehingga kebanyakan dari mereka sering sekali mencari sampingan lain untuk mendapatkan tambahan.
7. Pedagang pendatang baru minim pengalaman, cenderung menjadi bahan lemparan mobil yang kurang laku. Hal ini terjadi karena antar sesama pedagang, banyak yang saling lempar unit bahkan pembeli. Itu sudah menjadi pilihan daripada tidak punya barang dagangan. Terutama jika belum terjalin koneksi dalam mendapatkan mobil-mobil bekas.
8. "Meremehkan kerusakan mobil" adalah hal yang sudah biasa. Suatu kerusakan yang bisa berakibat fatal dan membutuhkan biaya perbaikan mahal pun sering dianggap remeh oleh penjual. "Paling cuma 100 ribu sudah beres", "itu tidak masalah, biasa mobil kalau sudah bekas seperti itu", dan masih banyak contoh lainnya.