1. Meskipun tetap menjadi beban pikiran, pengusaha cenderung lebih tenang jika banyak teman yang mengalami hal serupa. Sehingga mereka berpikir bukan sistemnya yang salah, tapi keadaan yang membuat usaha mereka bangkrut atau mengalami penurunan.
2. Pengusaha yang usahanya mengalami penurunan, cenderung melakukan strategi yang sama karena strategi tersebut pernah membawa mereka pada puncak kejayaan. Baru ketika hal itu tidak berhasil, mencari strategi lain untuk keluar dari keadaan yang buruk.
3. Pada awalnya dianggap bangkrut itu lebih menyakitkan, akan terasa lebih baik jika bangkrut tapi tidak ada yang menyadari.
4. Ketika sudah terbiasa mendapatkan hasil yang besar, cenderung tidak peka dengan peluang lain karena hasilnya kecil. Peluang dengan hasil kecil tersebut, seolah hanya pilihan terakhir dan akan menjadi yang utama ketika pilihan lain dengan potensi hasil besar tidak didapatkan.
5. Untuk mengakui diri sendiri sudah bangkrut, sebagian besar pengusaha membutuhkan rangkaian peristiwa yang bisa membuatnya repot karena masih dianggap jaya.
6. Pemikiran mengalami masa kejayaan kembali begitu besar. Sehingga meskipun sudah merintis usaha lain dengan hasil lebih kecil, tetap berharap mendapatkan pencapaian lebih besar.
7. Kisah sukses yang pernah dialami, akan terasa lebih indah ketika dikenang. Meskipun didalam kisah kesuksesan tersebut banyak hal-hal tidak menyenangkan. Seolah yang terasa adalah keindahan saja yang dirindukan untuk dialami kembali.
8. Kesalahan yang menjadikan diri mereka bangkrut, seketika terlihat jelas. Dan andai saja tahu akhirnya akan begini, berpikir lebih baik mempersiapkan langkah antisipasi sejak awal.
9. Meskipun kesuksesan didapatkan kembali, cenderung lebih hati-hati dalam mengelola keuangan. Biasanya lebih "irit" dari sebelumnya.
10. Cara instan sering terbesit dalam pikiran, jika keadaan terus memburuk dalam waktu lama. Ada yang memilih menurutinya, namun ada juga yang berusaha untuk menghindarinya.