Kuburan sudah diukur sesuai dengan tinggi badan orang meninggal yang akan dikuburkan. Tapi saat akan dikebumikan, ukurannya menjadi kurang panjang. Bahkan pada kasus lain, ada air yang terus menerus mengalir didalam tanah yang digali untuk penguburan.
Hampir sebagian besar masyarakat yang melihat fenomena ini, cenderung berusaha mengingat kesalahan orang meninggal terkait semasa hidupnya. Dan ini akan dikait-kaitkan dengan peristiwa 'aneh' ketika proses pemakaman.
Alasan Logis Kuburan Menyempit Dan Banyak Air
Selisih yang sangat minim antara ukuran orang yang akan dikubur dengan penggalian
Padahal sebenarnya ada penjelasan logis terkait masalah ini. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian kuburan seolah menyempit. Ada faktor alamiah diantaranya jenis tanah, porositas tanah, juga tekstur tanah itu sendiri.
Faktor alamiah memang tidak memberi pengaruh besar. Akan tetapi ada peran kecerobohan dari manusia yang melakukan penggalian itu sendiri.
Sebagai contohnya, dalam pengukuran mayat ternyata tim penggali lupa untuk menambahkan ukuran. Sehingga untuk mendapat ukuran yang pas, penggalian harus benar-benar lurus da vertikal. Sehingga dengan melakukan penggalian secara lurus dan benar-benar vertikal, panjang mulut lubang dengan dalam lubang pasti sama.
Sayangnya dengan pengukuran menggunakan perkiraan, semakin ke dalam penggalian akan semakin menyempit sebab peralatan yang digunakan cukup sederhana.
Beban orang-orang yang mengelilingi makam saat penggalian
Di kampung-kampung, meskipun penggalian dilakukan oleh 1 atau 2 orang secara bergantian, tapi banyak yang antri dengan posisi mengelilingi lubang yang sedang digali. Kerumunan orang seperti ini, memberikan beban yang akhirnya mempengaruhi massa tanah dan akhirnya membuat ukuran menyempit.
Air yang terus menggenang dalam lubang yang sudah siap
Air yang menggenang dalam makam juga dipengaruhi oleh faktor alami. Hal ini bisa dipengaruhi oleh musim, aquifer atau tanah yang mengandung air dan memiliki jalur mengalirnya air, kontur dan posisi lahan makam. Sebab bisa jadi makam berada di lereng berdampingan dengan area yang lebih tinggi, dimana area tersebut mengandung banyak sumber air.
Penyebab alamiah seperti yang sudah dijelaskan, memang bisa saja menjadi penyebab. Tapi masyarakat kita cenderung susah menerima penjelasan semacam itu. Kebanyakan justru cenderung lebih setuju dengan istilah azab kubur, meskipun belum tentu hal itu sesuai dengan fenomena yang sedang terjadi.
Apalagi orang meninggal yang akan dikuburkan memiliki riwayat 'dosa' terlihat. Padahal siapapun pasti punya dosa di dunia, hanya mungkin masing-masing punya cara sendiri untuk terus menumpuknya.