Bangkrut adalah momok yang sangat dihindari para pengusaha baik kecil atau besar. Sepertinya tidak ada yang punya keinginan usahanya bangkrut, semua ingin sukses. Tapi namanya nasib tidak ada yang tahu, sudah berusaha keras pun banyak para pengusaha yang akhirnya harus menanggung kerugian dan akhirnya bangkrut. Apalagi ditengah pandemi seperti ini, semasa corona banyak usaha yang terpaksa gulung tikar.
Dari keadaan tersebut, ditemukan perbedaan antara pengusaha yang bangkrut karena corona dengan bangkrut pada masa biasa.
Biasa : Lebih merasa pusing untuk keluar dari keadaan tersebut, sebab jika melihat usaha orang lain tampak biasa saja.
Corona : Tetap merasa pusing, hanya saja masih sedikit lega karena banyak pengusaha lain yang merasakan kondisi serupa karena corona.
Biasa : Pasti merasa ada yang salah dari strategi, lokasi, manajemen, dan lain sebagainya. Sebab pengusaha lain tetap biasa saja meski dengan strategi yang hampir sama.
Corona : Meskipun masalah strategi dan sebagainya tetap memberi pengaruh, cenderung menyalahkan corona juga kebijakan pemerintah. Sebab dengan itu banyak mempengaruhi kondisi ekonomi secara global.
Biasa : Susah memang untuk move on, tapi tetap ada alternatif lain yang bisa dijalani. Sehingga banyak usaha alternatif untuk keluar dari kondisi yang menyedihkan.
Corona : Tidak berpikir untuk move on, sebab usaha lain juga mengalami kondisi yang sama. Mungkin cuma bisa otak atik strategi dan berharap semua akan kembali normal.
Biasa : Ada sedikit rasa gengsi untuk memilih usaha lain yang dianggap lebih remeh. Perlu membangun mental jika harus memulai usaha yang terkesan remeh di mata orang kebanyakan.
Corona : Rasa gengsi bisa dengan mudah dikalahkan, sebab bangkrut disaat corona terkesan wajar. Rasa malu lebih bisa diatasi dengan mengatasnamakan corona.
Biasa : Ada upaya untuk menutupi kebangkrutan yang dialami. Menunjukkan kesan kepada beberapa pihak demi tujuan tertentu. Misalnya demi menjaga kepercayaan, gengsi, dan sebagainya.
Corona : Tidak perlu menutupi terlalu rapat tentang kondisinya yang sudah bangkrut. Seperti sebelumnya, karena hal itu dianggap wajar oleh corona.