1. Sebagian karyawan pabrik pernah menggunakan alasan 'tidak bisa ambil libur' demi menghindari acara keluarga yang tidak diinginkan. Meskipun sebenarnya dengan prosedur tertentu masih bisa izin untuk tidak masuk kerja.
2. Ketika terjadi kerusakan mesin, listrik, dan sebagainya, sebenarnya banyak karyawan pabrik yang merasa senang sebab bisa istirahat untuk sejenak.
3. Kadang secara sengaja meloloskan barang yang gagal selama kegagalan produksi tidak terlalu parah. Hal ini biasanya terjadi jika sasaran pasar produk tersebut hanya sampai area lokal.
4. Kebanyakan karyawan pabrik lebih suka mencapai target strandar, meskipun sebenarnya mereka bisa melakukan lebih dari itu. Tapi jika sistem bonus tidak terlalu menguntungkan untuk target berlebih, lebih baik capai target standar saja sudah cukup. Mereka yang berusaha mencapai target lebih cepat dari jam kerja, bukan untuk menghasilkan barang lebih banyak tapi karena ingin santai sebelum batas waktu jam kerja.
5. Sift malam terasa lebih lama tapi terasa lebih menyenangkan dan tidak begitu melelahkan. Apalagi pada sift malam cenderung minim pengawasan, tidak seketat pada siang hari.
6. Meskipun uang sudah habis, karyawan pabrik cenderung merasa aman jika beberapa hari lagi akan gajian. Sehingga mengajukan pinjaman pada teman pun santai-santai saja.
7. Hampir semua karyawan pabrik tidak suka jika harus lembur mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya.
8. Ada skandal bahkan sampai kasus perselingkuhan dengan sesama karyawan pabrik. Sudah menjadi rahasia umum tapi belum tentu sampai pada telinga pasangan masing-masing.
9. Quality control tidak terlalu maksimal, kebanyakan operator hanya memprioritaskan sesuai standar saja. Jadi tidak merasa perlu untuk membuat barang produksi memiliki kualitas yang lebih baik lagi.
10. Terkadang dalam melakukan pengukuran atau komposisi bahan dasar, tidak sesuai standar.