Wanita yang berpacaran dengan suami orang, sering sekali di cap sebagai pelakor. Seolah-olah suami adalah benda mati yang bisa dengan mudah direbut begitu saja. Padahal suami juga manusia yang punya kehendak bebas. Bahkan perselingkuhan itu cenderung terjadi karena adanya inisiatif dari pihak suami sendiri. Maka pada beberapa keadaan, bisa saja wanita yang dijuluki pelakor sebenarnya tidak bersalah.
1. Banyak wanita yang dijuluki pelakor sebenarnya tidak tahu kalau dia pacaran dengan suami orang
Banyak kok pria yang sudah menikah masih mengaku bujang. Wajarnya orang pacaran, sepertinya jarang yang sampai melihat identitas pribadi pacarnya. Dengan begitu wanita tidak tahu bahwa pacarnya adalah pria beristri. Merasa semua baik-baik saja, hingga akhirnya terjadi tragedi yang membuat semua terbongkar. Dalam posisi ini, jelas saja wanita tidak bisa disalahkan begitu saja. Pihak yang bersalah tetaplah si pria beristri terkait.
2. Ada juga yang terjebak, setelah tahu sudah berusaha meninggalkan tapi pihak suami yang terus mengejar
Awalnya tidak tahu, tapi setelah semua terbongkar si wanita sudah bermaksud untuk meninggalkan. Sudah berusaha sebisa mungkin meskipun hati tetap tersiksa. Akhirnya pihak pria terus berusaha mengejar. Sekeras apapun si wanita berusaha meninggalkan, jika sudah berurusan dengan perasaan itu sulit. Bagi pengamat mungkin menganggap wanita tersebut bodoh, karena memang tidak merasakan. Jika mengisi posisi wanita terkait tentu saja sulit untuk meninggalkan begitu saja. Dan pada saat ini, si pelakor memang sulit menentukan pilihan meskipun dalam posisi itu sudah benar-benar tahu bahwa dirinya salah mencintai suami orang.
3. Kebohongan dengan cara sedang pisah ranjang dan proses cerai
Pria bebas yang jarang berkomunikasi dengan istrinya, antara suami istri benar-benar menjunjung privasi, tentu mudah sekali untuk membuat kebohongan. Hubungan dengan istri baik-baik saja, tapi mengaku pada pelakor sudah pisah ranjang dan sedang proses cerai. Pelakor tidak sepenuhnya salah, jika kemampuan meyakinkan dari pihak suami benar-benar bisa membuat pelakor percaya.
4. Liciknya si suami yang menggunakan banyak cara hingga wanita 'pelakor' tidak kuasa menolak
Ada juga wanita yang sebenarnya terjebak dalam keadaan dimana dia tidak bisa memilih. Dibawah ancaman, ada akibat yang lebih besar jika meninggalkan, dan sebagainya. Jadi jika wanita pelakor memilih mundur, ada konsekuensi mengerikan yang harus ditanggung. Misalnya ancaman dicelakai, kehilangan pekerjaan, bahkan hancur hidupnya. jadi selain masih ada rasa sayang, juga ada rasa takut untuk mengakhiri hubungan dengan suami orang.
Jadi tidak sepenuhnya posisi pelakor itu salah. Justru yang seharusnya disalahkan sepenuhnya itu pihak suami, karena jelas-jelas suami yang lebih banyak usaha untuk selingkuh dari istrinya.