Ketika anak sudah mulai kehilangan rasa nyaman dengan orang tuanya, bisa disebabkan oleh banyak hal. Orang tua toxic, suka mempermasalahkan hal kecil, hingga karena tuntutan yang tidak sesuai dengan kondisi anak. Sehingga dalam keadaan ini, anak tidak lagi merasakan kenyamanan dengan orang tuanya sendiri. Anak tidak lagi merasa mampu memberikan pemahaman kepada orang tua agar mau mengerti, bahkan mungkin tidak ingin ada kata 'anak durhaka' yang disemangatkan pada setiap masalah. Akhirnya anak merasa hanya punya dua alternatif, bertahan pada hubungan toxic atau membebaskan diri dari orang tua sendiri. Sebelum terlambat, inilah tanda-tanda anak mulai kehilangan kenyamanan bersama orang tua sendiri.
1. Tidak lagi suka berinteraksi dengan orang tua. Lebih memilih menahan diri untuk menghindar meskipun ada kalanya ingin menjalin kebersamaan. Sebab anak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika terjadi interaksi, beresiko timbul masalah yang membuat anak merasa tidak nyaman.
2. Tidak lagi bercerita tentang masalah pribadi, apapun itu. Anak tampak tidak menginginkan orang tua mengetahui apapun tentang dirinya. Apalagi jika orang tua tidak bisa dijadikan tempat pelarian. Mungkin sudah mencoba, tapi malah jadi masalah baru dengan orang tuanya.
3. Tidak lagi suka berdiam diri di rumah meskipun terdapat fasilitas lengkap. Lebih suka keluar rumah untuk menemukan kenyamanan bersama teman atau orang lain.
4. Sesusah apapun, akan berusaha untuk tidak bergantung pada orang tuanya. Tampak berusaha mandiri meskipun belum waktunya. Sebenarnya ini memberikan dampak bagus, tapi yang dikhawatirkan anak jadi salah pergaulan dan terjerumus pada kehidupan yang buruk.
5. Menghindari teman lama yang posisinya bisa dimanfaatkan orang tua sebagai mata-mata. Misalnya andre berteman dengan dedi, ketika dedi sudah mulai akrab dengan orang tua andre, andre lebih memilih untuk tidak terlalu banyak berinteraksi dengan dedi. Andre akan lebih memilih untuk berteman dengan orang lain yang tidak bisa dihubungi orang tua andre.
6. Terpisah dengan orang tua bagaimanapun caranya. Anak akan lebih nyaman menjalani kehidupan seperti itu.
7. Jika ada konflik yang membuat orang tua dan anak bertengkar, itu akan dimanfaatkan untuk pergi sejauh mungkin. Anak tidak akan berusaha mengalah, bahkan ada yang memilih hidup susah daripada harus kembali pada orang tuanya.
Dalam kondisi ini, sebenarnya tidak ada yang salah. Baik orang tua atau anaknya. Karena semua ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang dan pola pikir masing-masing. Yang bisa diambil adalah jalan tengahnya. Orang tua lebih dulu berusaha memahami pola pikir dan cara pandang anak, sedangkan anak juga berusaha demikian. Tidak akan pernah ketemu titik terang masalahnya jika baik orang tua atau anak, semuanya merasa paling benar.