Berbisnis dengan teman atau sahabat, kebanyakan berakhir buruk. Biasanya hal ini terjadi karena ketika memulai, semua menganggapnya gampang. Menggampangkan bahkan percaya begitu saja pada sesama teman. Padahal kalau sudah jalan lebih jauh, akhirnya muncul masalah serta konflik yang bisa membuat bisnis jadi rusak. Maka pahami etika dan aturan ketika berbisnis dengan teman atau sahabat.
1. Jangan memulai bisnis dengan teman atau sahabat jika masih dalam tahap coba-coba. Apalagi pengetahuan tentang bisnis yang dijalani masih dangkal. Yakin saja hal ini bisa menciptakan masalah bahkan permusuhan pada akhirnya.
2. Jika memang akan menjalani bisnis dengan teman, siapkan sistem yang bagus. Jadi perhitungan bagi hasil, pembagian kerja, pembagian resiko, pembukuan dan sebagainya harus jelas. Jangan terbiasa menganggap semuanya baik-baik saja. Hindari rasa sungkan dan percaya karena akhirnya justru serba tidak enak.
3. Buat perjanjian yang jelas ketika akan memulai bisnis dengan teman. Tentunya harus diatas materai agar statusnya lebih kuat. Komunikasikan, sepakati, dan buat hitam diatas putih. Memang ribet awalnya, tapi kedepannya akan lebih mudah. Itu lebih baik daripada mudah awalnya tapi ribet pada akhirnya.
4. Jika sebenarnya bisa berdiri sendiri tapi teman benar-benar ingin bergabung, posisikan teman sebagai karyawan atau investor. Semua tergantung dari jenis kontribusi teman yang akan diberikan dalam bisnis tersebut.
5. Posisikan dua kondisi ketika berbisnis dengan teman. Sebagai partner bisnis, dan seorang teman. Saat berinteraksi dalam kondisi bekerja, dia adalah partner, saat kumpul biasa dia adalah teman. Jadi seolah teman adalah dua orang yang berbeda.
6. Jika memutuskan berdiri sendiri setelah sebelumnya pernah kerja sama, jangan mematikan bisnis teman. Jadilah kompetitor dengan gaya bersaing yang sehat.
7. Jika kerja sama putus dan bisnismu mati sedangkan bisnis teman berjaya, tidak perlu saling membenci. Sebab tanpa ada temanmu, kemungkinan besar akan muncul kompetitor lain. Yang salah bukan temanmu karena lebih unggul, tapi mungkin karena bisnis kamu yang kurang inovasi. Hindari terlena dalam zona nyaman, kompetitor terhebat bisa sewaktu-waktu datang.