Memakai uang orang lain lebih dulu, kemudian setelah punya uang rasanya sayang untuk mengembalikan segera. Apalagi dalam waktu dekat ada kebutuhan atau keinginan yang belum terpenuhi. Karena merasa tidak ada tuntutan, akhirnya memilih untuk nanti nanti dulu dalam bayar hutang. Ini sebenarnya bisa menciptakan efek buruk jangka panjang seperti contoh berikut ini.
1. Orang akan lebih tega untuk tidak memberikanmu lagi pinjaman karena mereka sudah terlanjur kecewa. Apalagi mereka mengetahui fakta bahwa kamu sudah ada uang yang cukup untuk membayar hutang. Saat kamu butuh, mereka belum tentu bisa diandalkan karena kepercayaannya sudah hilang.
2. Kamu akan merasa memiliki hak penuh atas uang yang kamu dapatkan. Sehingga uang yang seharusnya kamu buat untuk bayar hutang, justru kamu pakai untuk keinginan yang lain. Kebiasaan ini akan terus berlanjut hingga kamu akan merasa terus sayang untuk membayar hutang tapi suka meminjam uang. Itu akan menyulitkan kamu sendiri nantinya.
3. Atas dasar kekesalan karena kamu bayar hutang sering molor, mereka tidak akan cukup diam. Mereka pasti berusaha menceritakan kelakuan kamu kepada beberapa pihak. Bukan cuma malu, tapi orang lain juga bisa ragu untuk kerja sama denganmu. Sebab kamu sudah dapat cap "orang tidak beres".
4. Secara tidak sadar, pola pikirmu akan mengarahkan kamu untuk terus menumpuk hutang dari banyak pihak. Skema ini tidak akan pernah berhenti jika kamu terus melakukan kebiasaan menunda dalam membayar hutang.
5. Kamu pasti akan mengeluarkan lebih banyak dari yang seharusnya ketika menghindari hutang. Misalnya kamu punya hutang di madjongke shop dan belum ada niat untuk membayar. Ke toko tersebut tentu saja kamu malu atau sungkan. Suatu waktu, kamu butuh sesuatu di toko madjongke shop yang harganya lebih murah dari tempat lain. Tapi karena masih punya hutang di madjongke shop, terpaksa beli ditempat lain dengan harga lebih mahal. Belum lagi ongkos pergi ke tempat tersebut juga butuh biaya lebih.
6. Banyak yang percaya, suka menunda dalam membayar hutang bisa membuat rejeki menjadi seret. Secara logis mungkin ada benarnya. Karena seperti sebelumnya, kepercayaan orang sudah hilang apalagi dapat cap "orang tidak beres". Tentu saja orang yang akan berinteraksi berpikir ulang. Padahal bisa saja interaksi tersebut seharusnya mendatangkan keuntungan atau setidaknya terdapat tawaran kerja menggiurkan.
7. Orang tidak lagi meghargaimu dan mereka akan kehilangan rasa hormat bahkan simpati. Segala kebaikan yang berusaha kamu bangun akan mudah terpatahkan. Dan dampaknya sangat banyak ketika orang tidak lagi menghargaimu.
8. Jika kamu masih percaya bahwa doa orang teraniaya dikabulkan, mungkin saja orang yang kecewa denganmu menganggap kamu menyukitkan hidup mereka. Pemikiran ini jelas muncul jika mereka sedang membutuhkan uang yang kamu pinjam. Akhirnya doa buruk untukmu bisa saja dia ucapkan.
9. Yang jelas kamu akan masuk blacklist dari beberapa pihak. Mereka tidak akan pernah lagi berbaik hati menolong kamu meskipun kamu sedang benar-benar butuh.