1. Jangan terlalu sering chat jika isinya cuma tanya lagi apa?, sudah makan belum?, lagi dimana?, dan lain sebagainya. Jika terus dipaksakan, malah salah satu pihak menjadi semakin malas. Kalau memang hasrat untuk chat itu sangat besar, carilah topik yang lebih berbobot. Jika memang bisa libatkan diri dalam kehidupan masing-masing pihak. Terciptanya urusan demi urusan akan menciptakan topik bahasan yang lebih pantas dan lebih berbobot.
2. Hindari cemburu buta dan curiga tanpa alasan jelas. Jangan sampai menuduh sesuatu dimana hal itu berasal dari pikiran satu pihak saja. Bangun kepercayaan dari masing-masing pihak. Tenang saja, jika memang ada main dibelakang pasti akan terlihat dari sikap yang mulai berubah.
3. Jangan terlalu sering memaksakan diri untuk terlibat dalam aktivitas pacar. Karena tidak semua aktivias, akan terasa nyaman jika ada sosok pacar didalamnya. Ada saatnya pacar butuh privasi untuk lebih asyik dengan teman-temannya.
4. Jangan membatasi pergaulan pacar meskipun itu dengan lawan jenis. Karena hal itu tidak pernah bisa dihindari. Selama masih dalam batasan wajar, bukan sebuah masalah. Tapi jika sudah terlalu dekat dengan lawan jenis, ada baiknya ditanyakan dan dibahas secara baik-baik.
5. Miliki cara pandang netral untuk masalah apapun. Ketika terjadi masalah atau perdebatan, jangan mengedepankan ego. Tenangkan diri lebih dulu, lihat masalah dari kedua sisi, posisikan diri seolah sedang menjadi orang ketiga, baru selesaikan masalahnya.
6. Jangan terlalu over dalam mengekspresikan perasaan. Ada batasan yang tetap harus diperhatikan agar semua pihak merasa nyaman. Sebab ada kalanya mood berubah tergantung kondisi diri masing-masing. Harus bisa belajar terhadap ekspresi pasangan.
7. Tetap jaga batasan agar masih ada hal yang membuat penasaran. Jangan mentang-mentang sudah cinta, kemudian menyerahkan segalanya. Tetap tahan diri untuk tidak menunjukkan atau memberikan semua hal. Kalau semua sudah didapat, biasanya tidak ada hal lain yang membuat penasaran dan keinginan kuat untuk mendapatkannya suatu saat nanti.
8. Tetap timbun harapan demi harapan untuk kedua belah pihak. Harapan ini bisa diciptakan tanpa harus menyatakan. Tapi dengan menunjukkan potensi yang terlihat sekarang. Misalnya begini, dia punya harapan menikah dengan pengusaha. Dan harapan dia tetap akan tumbuh ketika melihat kamu terlihat terus merintis usaha dari bawah. Atau misal dia ingin menikah dengan Guru (PNS), maka harapan dia masih besar ketika kamu tetap jadi guru honorer sambil menunggu kesempatan untuk daftar PNS.
9. Berikan pertemuan dengan bervariasi. Pertemuan pertama untuk jalan-jalan, kedua sekedar makan, ketiga kumpul keluarga, keempat hadiri kondangan, kelima bantu menyelesaikan tugas, dan lain sebagainya. Ciptakan variasi sesuai kondisi masing-masing dengan alur yang bisa diatur sendiri.
10. Keterlibatan diri dengan pihak keluarga, dimana bukan cuma sekedar basa basi saja. Tapi memang ada interaksi dengan pihak keluarga. Ada urusan atau ada suatu aksi saling membantu. Hal ini akan menciptakan lingkaran baru dalam bersosialisasi. Akan ada banyak hal yang dibahas dengan pihak keluarga terkait hubungan. Bahkan tindakan sederhana seperti orang tua yang menanyakan kabar pacar pun bisa memberi pengaruh yang sangat besar. Apalagi "Oh ya, tadi pacarmu kesini bantuin ibu beres-beres. Dia pulang soalnya kamu gak bangun-bangun".