Kebanyakan para suami tampak menurut pada istrinya apalagi didepan umum. Hingga kadang menciptakan penilaian seolah suami takut dengan istrinya. Dibentak-bentak, diomeli didepan umum, bahkan ada kekerasan verbal didalamnya tapi suami tampak diam saja. Sebenarnya suami tidak takut dengan istrinya, inilah alasan lain kenapa suami sampai seperti itu.
1. Jika didepan umum, rasa malu suami itu lebih besar. Makanya suami akan cenderung mengalah ketika ada pertengkaran kecil didepan umum. Sebab para suami tahu, didepan umum istri cenderung memiliki rasa malu yang lebih sedikit. Jika suami tidak mengalah, istri bisa semakin menjadi yang akan membuat para suami merasa malu dengan tingkah istrinya sendiri. Coba saja lihat jika ada pertengkaran suami dengan istri didepan umum, istri mengomel terus menerus sedangkan suami cenderung gelisah dengan keadaan sekitarnya.
2. Rasa malas jika terus berdebat karena tidak akan ada akhirnya. Sekali dijawab, istri bisa mengeluarkan banyak kata yang menyebalkan bagi suami. Daripada ribut terus mending mengalah, meskipun jiwa bar bar suami harus ditahan dengan kemampuan maksimal.
3. Rasa khawatir aib dibongkar didepan teman atau anggota keluarga. Berkaitan dengan nomor pertama, rasa malu suami itu lebih besar apalagi didepan teman-temannya. Dan suami yang memiliki istri dengan kebiasaan semacam itu, khawatir demi membela diri aib suami dibongkar didepan teman-temannya.
4. Khawatir dengan stigma masyarakat yang menganggap berani dengan perempuan itu keterlaluan. Padahal sikap semena-mena tidak selalu pihak istri yang jadi korban. Ada juga pihak suami yang mendapatkan sikap semena-mena, intimidasi, bahkan kekerasan dari sang istri. Sayangnya hal itu dianggap wajar oleh kebanyakan masyarakat kita. Suami dipukul istri, biasa. Istri dipukul suami, itu keterlaluan dan harus dilaporkan ke pihak yang berwajib. Tapi bukan berarti penulis membenarkan tindakan tersebut.
5. Berusaha menghindari konflik seminimal mungkin. Khususnya jika karena masalah kecil saja terjadi pertengkaran. Karena jika terjadi pertengkaran, suami pun merasa tidak nyaman dengan suasan pasca pertengkaran tersebut. Perilaku mungkin bisa dimanipulasi tapi ekspresi susah untuk ditutupi.
6. Suami berpikir tentang dampak kedepan yang bisa membuat hubungan tidak harmonis. Kehidupan pernikahan jadi tidak nyaman, bahkan terasa seperti neraka.
7. Karena sikap istri secara tidak langsung dan secara perlahan menjadi doktrin bagi suami, seolah apapun yang dilakukannya salah. Padahal sudah menjadi sifat dasar manusia jika melakukan kesalahan pasti akan muncul rasa khawatir terhadap konsekuensi dari tindakannya.
8. Kepedulian dan rasa tidak ingin membuat istri sakit hati. Sayangnya banyak sekali istri yang justru menjadi tidak sadar diri, dan terus melakukan tindakan menekan, intimidasi, bahkan kekerasan verbal pada suami.
9. Sungkan terhadap anggota keluarga yang lain. Misalnya dengan mertua atau saudara dari pihak istri. Sebab tidak jarang masalah kecil bisa menjalar kepada orang lain jika suami tidak mengalah.
Pada intinya suami masih peduli dengan nama baik dirinya dan keluarga kecilnya. Umumnya jika suami sudah tidak mampu menahan diri, rasa kesal yang selama ini ditahan bisa dilampiaskan dengan berbagai tindakan negatif. Misalnya memilih selingkuh, KDRT, bahkan ada yang memilih untuk mengabaikan istrinya begitu saja dan menuruti kesenangannya sendiri tanpa peduli lagi apa kata orang.