Kamu sendiri merasakan ada perubahan dari pasanganmu. Dia menjadi gampang marah dan kesal kepadamu, dan itu karena kesalahan yang sangat sepele. Hal itu semakin sering terjadi, padahal hari hari sebelumnya dia tidak pernah mempermasalahkan hal-hal yang kini membuatnya kesal.
Bahkan niat kamu bercanda pun, pasangan mudah sekali menanggapinya dengan serius, kesal, dan akhirnya menunjukkan kemarahan. Sebenarnya tidak perlu heran ketika pasangan menunjukkan gelagatnya sepert ini.
Sebab ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab pasangan seperti itu. Salah satunya, dia sedang menunjukkan sifat aslinya. Pada dasarnya dia mudah sekali tersinggung, sensitif terhadap hal apapun.
Dia yang dulu, hanya berusaha membuat kamu menyukai dia. Dia sekarang sudah tidak peduli dengan kesan baik darimu. Pada intinya dia tidak berubah tapi sedang menjadi dirinya yang asli. Aslinya memang seperti itu, dulu dia hanya menutupinya saja.
Dan bukan hanya denganmu, sebab dia juga menunjukkan sikap pura-pura terhadap orang lain, tampak baik. Karena selain dia menghargai orang lain, juga takut akan cara pandang yang buruk jika menunjukkan sifat asli.
Bahkan juga jika tidak menutupi sifat aslinya, dia juga takut menanggung resiko buruk untuk diri sendiri. Misal, dibenci, dijauhi, bahkan mungkin dirugikan secara fisik atau materi.
Denganmu, dia sudah tidak berpikir itu lagi. Sifat aslinya sudah keluar dimana dia tidak perlu lagi menjaga kesan. Dia sudah mulai menuruti kemauan hatinya sendiri. Jika tidak nyaman dengan sikapmu, sebelumnya mengalah maka sekarang saatnya menunjukkan rasa tidak nyamannya.
Biasanya kalau sudah begini, kamu akan merasa bahwa dia itu galak. Satu sisi masih ada rasa sayang tapi di sisi lain kamu juga merasa tidak nyaman dengan sikapnya. Dia sih santai saja, tidak berpikir resiko kamu akan bagaimana. Apalagi jika dia melihat bahwa kamu tampak takut kehilangan dia.
Bisa juga karena sudah ada ikatan hubungan yang membuatmu tidak bisa melakukan apa-apa. Kamu menjadi tampak selalu salah di mata dia. Pasangan mudah tidak terima dengan segala yang kamu lakukan.
Semakin kamu takut, maka semakin dia menjadi-jadi. Rasa tidak puas dia semakin besar dan seolah menuntut kamu untuk selalu berusaha maksimal. Jika kamu melawan juga akan berakhir dengan perdebatan.
Hubungan menjadi kurang harmonis dan penuh dengan drama menyakitkan. Bertahan sakit tapi mundur juga akan lebih sakit. Yang bisa dilakukan, dia bisa seperti dulu lagi. Tapi itu tidak mungkin kecuali ada peristiwa besar yang menyadarkannya.
Dan salah satunya adalah perpisahan. Selain itu hanya dengan berusaha tidak bergantung satu sama lain, mengurusi masalah sendiri-sendiri. Tapi itu akan begitu terus, tidak akan menciptakan kebaikan. Yang ada keduanya justru bisa pindah lain hati sewaktu-waktu atau minimal mencari pelarian.
Solusi terbaik, adalah bicarakan baik-baik. Beranikan diri apapun resikonya meskipun akhirnya harus berakhir dengan pertengkaran. Belajar menata kata agar tidak memicu emosi bukan hal yang buruk.