Sebelumnya hanyalah tulang rusuk namun pada akhirnya berubah menjadi tulang punggung. Kasus semacam ini memang tidak sedikit dimana wanita yang sebelumnya mempercayakan masalah keuangan pada suami, namun pada akhirnya memutuskan untuk mencari uang sendiri, bahkan banyak juga yang harus menjadi penanggung jawab segalanya dalam kebutuhan keluarga.
Fenomena semacam ini memang sudah banyak terjadi, sebagian tidak mempengaruhi hubungan dengan suami, namun ada juga yang justru menciptakan masalah baru. Tidak sedikit juga yang akhirnya berakhir dengan perceraian.
Ada beberapa penyebab yang berasal dari pihak suami jika sampai akhirnya istri tidak menerima keadaan seperti ini. Salah satunya adalah suami yang secara perlahan tapi pasti lepas tanggung jawab. Menjadi malas mencari nafkah dan hanya mengandalkan uang istri untuk memenuhi kesenangannya. Atau minimal suami tetap mencari nafkah tapi hanya untuk menuruti kesenangannya sendiri.
Bahkan ada beberapa suami tidak tahu diri yang malah menggunakan uang istri untuk menyenangkan wanita lain. Ya, suami berselingkuh demi memuaskan egonya dan parahnya uang untuk menunjang perselingkuhan itu hasil keringat dari sang istri.
Namun pada beberapa kondisi kita juga tidak bisa selalu menyalahkan pihak suami. Sebab ada juga istri yang memiliki cara pandang berbeda terhadap suami ketika merasa dirinya sudah menjadi tulang punggung keluarga.
Menganggap suami payah, tidak bisa diandalkan, hanya menjadi beban, dan cara pandang negatif lain. Resiko munculnya keinginan cerai pun bisa saja muncul ketika wanita melihat bahkan mengagumi pria lain yang dianggap lebih bertanggung jawab. Apalagi jika sampai ada kedekatan, tentu saja si suami bisa ditendang kapan saja.
Wanita menjadi tulang punggung keluarga memang bisa menciptakan resiko perceraian pada akhirnya, hal itu tergantung dari sikap kedua belah pihak menyikapi hal ini. Sebab banyak juga suami yang tetap berusaha bertanggung jawab meski istri adalah tulang punggung keluarga. Di sisi lain, banyak juga istri yang tetap biasa saja dan tidak menganggap bahwa menjadi tulang punggung adalah suatu beban.
Hal paling penting untuk diperhatikan jika sampai istri menjadi tulang punggung keluarga, sebagai suami harus bisa menghargai hal itu dengan banyak tindakan. Seperti tidak memanfaatkan hal itu untuk terus bermalas-malasan. Tidak menghabiskan uang istri untuk kesenangan diri sendiri apalagi untuk wanita lain.
Dan sebagai suami harus berusaha memiliki peran penting dalam keluarga, bisa menjadi pemimpin dan tetap berusaha memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Dan sebisa mungkin bahu membahu saling membantu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Ingat, harga diri seorang suami adalah bekerja.
Sebagai istri juga demikian, meskipun sedang mengisi posisi sebagai tulang punggung, tidak semestinya merubah cara pandang terhadap suami. Tidak membanding-bandingkan dengan pria lain. Semua itu hanyalah satu fase yang bisa berubah kapan saja.
Berusaha hubungan tetap baik-baik saja meskipun akhirnya suami dan istri tetap sama-sama bekerja. Karena jika hal itu sudah terasa biasa, tidak ada hal dianggap sebagai masalah berat.
Apalagi pada jaman sekarang ini, sudah umum suami dan istri sama-sama saling bahu membahu membantu perekonomian satu sama lain. Terakhir, keduanya cukup tetap tahu diri dengan posisi masing-masing, kemungkinan semuanya akan terus baik-baik saja.