Saat itu kami sedang keliling berbagi nasi jumat. Ada seorang kakek yang sangat membekas di hati. Dia mengenakan batik rapi dan peci. berjalan di bawah panas terik matahari. Sebuah tas hitam melekat di punggungnya. Entah isinya apa. Rambutnya sudah memutih. Senyum ramah selalu terkembang selama ia berbicara. Keriput di wajahnya menandakan ia sudah tak lagi muda.
Ketika kami memberikan nasi jumat, beliau mengucapkan terima kasih dengan sungguh-sungguh. Disertai doa yang panjang sekali. Menandakan Sang Kakek adalah orang baik yang berbudi. Membuat kami terharu.
Selesai berbagi, saya posting kegiatan berbagi nasi jumat tersebut. Termasuk foto Si Kakek. Dengan niat laporan ke donatur. Ternyata ada netizen yang kenal. Dan memberikan info lebih mendetail tentang Sang Kakek yang murah senyum itu.
Namanya Mbah Harto. Pekerjaannya adalah tukang servis jam dinding. Dia berjalan kaki berkilo-kilo, berharap ada orang yang membutuhkan jasanya. Tas yang digendongnya berisi peralatan servis. Juga sebotol air putih.
Mbah Harto memiliki seorang anak angkat yatim. Sebut saja namanya Ahmad. Saat ini Ahmad duduk di kelas 6 SD. Terkadang Ahmad ikut bersama Mbah Harto berkeliling menawarkan jasa servis jam. Mereka berdua berjalan kaki berkilo-kilo karena tak ada uang. Jika mereka memiliki uang barulah bisa naik bus.
Rumah mbah Harto di Susukan Kab Semarang. Saat kami bertemu dengannya adalah di daerah Bawen. Sangat jauh dari Susukan. Jaraknya puluhan kilo. Dan saat kami menjumpainya, Mbah Harto sedang berjalan seorang diri menyusuri trotoar. Wajahnya terlihat kelelahan dan kepanasan.
Seorang netizen lainnya mengabarkan bahwa Mbah Harto rajin sholat. Mereka menjapri saya. Semakin trenyuhlah hati ini. Wajah Mbah Harto memang bersih, pertanda ia rajin bersujud pada Sang Khaliq.
Sungguh hati saya teriris membayangkan sosok lansia itu setiap hari harus berjalan jauh. Panas terik tak dihiraukannya. Ia tak pernah menyerah meski setiap hari kelelahan menyapa. Ia hanya berharap bahwa hari itu ada orang yang membutuhkan servis jam dinding. Itu saja.
Kepada rekan-rekan area Salatiga dan Kab Semarang, jika bertemu Mbah Harto di jalan, tolong bantulah ia. Tolong panggil dirinya untuk menservis jam dinding. Atau tolong berikan air minum ataupun roti. Sungguh Mbah Harto tidak pernah meminta-minta, ia sangat menjaga dirinya. Ia hanya berharap bisa membetulkan jam dinding yang rusak di rumah panjenengan.
Mari kita peduli....
Barangsiapa yang mengasihi yang ada di bumi, niscaya akan dikasihi yang ada di langit....
Ditulis oleh Widi Astuti https://www.facebook.com/profile.php?id=100034190664221