Nabil, merupakan remaja yang tetap berbakti pada orang tuanya. Meskipun pergi ke sekolah, Nabil tetap mengajak Ayahnya ikut serta. Hal ini disebabkan karena Ayahnya tidak bisa melihat.
Bertahun-tahun menderita katarak hingga akhirnya kehilangan penglihatannya. Beliau sebenarnya ingin melakukan operasi, tapi karena tidak ada biaya akhirnya pengobatan ditunda terus menerus oleh pihak rumah sakit.
Masih berusia 16 tahun, Nabil baru memasuki tahun pertama di SMK kota Tegal. Pada masa pandemi, nabil tidak mampu membeli kuota untuk sekolah daring. Akhirnya terpaksa menempuh perjalanan berkilo-kilo meter sambil mengajak ayahnya. Dengan sepeda kayuh Nabil harus melakukan itu demi tetap sekolah.
Putra Nabil Zakariah, bersama ayahnya Pak Wakri tidak punya pilihan lain karena sang Ibu harus bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Sebelumnya Pak Wakri hanya sebagai buruh tani, dengan menyewa lahan namun akhirnya lahan sewaan diminta kembali oleh pemilik.
Dengan keadaan seperti itu, tentu saja Pak Wakri tidak ada orang yang percaya dengan tenaganya untuk bekerja. Mari bantu Pak Wakri dengan donasi melalui link https://indonesiadermawan.id/campaign/21742/dukung-nabil-untuk-sekolah-meski-sambil-membawa-ayahnya-kemana-mana