Pada awalnya pria cuma nanya masa lalu pasangannya, dengan alasan cuma ingin tahu. Tapi kalau sudah diceritakan kilasannya saja, merasa tidak cukup. Malah memaksa untuk tahu lebih detail. Kadang janji tidak marah dan tidak mempermasalahkannya.
Tapi setelah diceritakan raut wajah berubah, ekspresi kekecewaan jelas sekali terlihat. Dan buruknya lagi, sebagian menjadi berubah sikap terhadap pasangannya. Seolah-olah pria sulit untuk memaafkan masa lalu wanita.
Meskipun sebenarnya, pria juga memiliki masa lalu serupa bahkan lebih buruk. Dengan pola pikir serupa, tentu wanita seharusnya sangat tidak bisa menerimanya.
Kejadian semacam ini sudah sering terjadi dan wanita lagi-lagi jadi korbannya. Menjadi korban keegoisan pria terhadap masa lalu yang sebenarnya tidak bisa dirubah apalagi diganggu gugat.
Jika itu merupakan kesalahan, dulu memang kesalahan wanita, tapi itu sudah berlalu. Jika saat ini masih dianggap kesalahan, itu jelas yang salah adalah pola pikir pria itu sendiri,
Jadi apapun alasannya untuk merayu, sebagai wanita tidak perlu terlalu terbuka jika itu tidak memberi manfaat untuk hubungan saat ini. Apalagi sudah masuk dalam fase pernikahan.
Lebih baik tertutup dan menjaga rahasia daripada membuat hubungan jadi buruk. Jika memang harus bercerita, ceritakan saja sesuatu yang bisa membuat pria kesal tapi terksan sepele.
Sebagai contoh, anggap saja ciuman di masa lalu adalah hal yang tidak bisa diterima pria sebagai pasangan saat ini. Bilang saja cuma gandengan tangan jika itu sudah bisa membuat pria merasa cemburu dan kesal. Intinya buatlah menjadi lebih sederhana.
Dan untuk pria, tidak penting masalah masa lalu wanita seperti apa. Yang penting dia saat ini sudah sepenuhnya jadi milikmu, bisa memberikan kasih sayang untukmu, dan dia bisa lebih baik dari masa lalunya. Berkaca itu perlu.