Setiap malam keluar dan jalan-jalan, kita tentu saja sering melihat banyak penjual makanan. Dari mulai bakso, nasi goreng, sampai martabak. Kalau pedagang bakso, kita bisa menemukan pada lain waktu, entah itu pagi, siang, sore, apalagi malam.
Tapi untuk nasi goreng dan juga martabak, kebanyakan kita sering menjumpai di malam hari. Kalaupun ada pada siang hari, biasanya mereka tidak khusus menjual dua menu tersebut. Hanya sebagai pelengkap saja.
Nah, apakah kalian tahu alasan nasi goreng dan martabak jualannya malam hari?.
Alasan sebenarnya hal itu dimulai karena kebanyakan pedagang nasi goreng dan martabak, jualannya di pinggir jalan. Terutama di depan toko atau ruko yang khusus buka di siang hari dan tutup di malam hari.
Pada siang hari, jalanan pinggir jalan sering digunakan untuk lalu lalang orang yang beraktivitas. Termasuk depan toko atau kios yang sibuk dan membutuhkan ruang lebih depan tokonya.
Karena hal ini, akhirnya membuat pembeli terbiasa mengkonsumsi nasi goreng dan martabak malam hari. Jika siang hari terasa kurang nikmat karena tidak terbiasa memakannya pada waktu itu.
Hingga akhirnya sudah tertanam dalam pikiran kebanyakan orang, jualan nasi goreng atau martabak itu cocoknya malam hari. Meskipun pada akhirnya banyak yang berhasil menyewa atau memiliki kios sendiri, pemikiran semacam itu tidak langsung hilang.
Sehingga hal ini memancing para pedagang untuk menentukan waktu jualan yang tepat. Soto mulai pagi hari, bakso mulai siang hari, dan nasi goreng serta martabak malam hari.
Dengan begitu pembeli akan terbiasa membeli makanan sesuai kecocokan berdasarkan waktu jualannya.
Baca juga: Air Tajin, Kemiskinan Terselubung Atau Alasan Kesehatan