Andaikan bisa memilih, pastilah ia memilih memiliki keluarga lengkap yang mencintainya. Tapi ia tak bisa memilih. Selama ini ia hidup sendirian. Ibunya pergi meninggalkannya demi menikah dengan pria lain.
Ia hidup sebatang kara dalam kondisi menderita epilepsi. Ia tak bisa bekerja mencari nafkah karena penyakit yang dideritanya itu. Sebuah penyakit yang jika kambuh membuatnya tergeletak tak sadarkan diri dalam kondisi kejang-kejang dan mulut berbusa.
Selama ini ia menjalani hidup sangat sederhana. Hidup dari bantuan pamannya yang secara ekonomi juga belum mapan. Terkadang ada juga tetangganya yang mengiriminya makanan. Intinya hidup dari bantuan orang lain.
Namanya Ina Muslimah. Usianya 32 tahun. Tapi ia belum menikah. Ia hidup sebatang kara di Dusun Surodadi RT 16 RW 06 Desa Patemon Kec Tengaran Kab Semarang Jawa Tengah.
Saat ini kondisi rumahnya bagian belakang hampir ambruk. Andaikan ada hujan deras tiada henti, atau ada angin kencang, maka dipastikan rumahnya ambruk.
Kondisinya yang tak bekerja dan sebatang kara, menyebabkan ia tak bisa memperbaiki rumahnya. Ia hanya bisa berdoa dan pasrah. Berharap ada keajaiban. Berharap ada orang-orang baik yang digerakan hatinya untuk membantunya.
Ina adalah seorang gadis yang baik. Meskipun kondisinya serba kekurangan, tetapi ia tak ingin buta agama. Ia tak ingin merugi di akhirat. Selama ini ia rajjn mengaji. Setiap Ahad sore, ia mengikuti kajian rutin remaja putri. Dan dalam seminggu, ia belajar mengaji Al-Qur'an sebanyak dua kali.
Mari bantu Ina memperbaiki rumah bagian belakang. Agar ia tak khawatir lagi. Agar jangan sampai ia tertimpa rumah ambruk jika musim penghujan tiba. Dibutuhkan dana sekitar 4 juta untuk memperbaikinya. Mari bantu gadis kurang beruntung ini. Agar ia tau bahwa di luar sana masih banyak orang-orang baik yang peduli padanya.
Widi astuti https://www.facebook.com/profile.php?id=100034190664221