Pernah bahkan sering tersakiti oleh lawan jenis, sehingga sempat ada pikiran apa kesalahanmu sehingga semua orang yang pernah menjalin hubungan denganmu, selalu menyakiti. Padahal kamu juga punya perasaan, juga punya keinginan untuk bisa bahagia seperti orang lain.
Tapi pada kenyataannya, kamu terus saja merasa sakit sehingga hubungan berakhir dengan tidak adil. Kamu selalu menjadi pihak yang dikecewakan. Ada pemikiran, tidak ada seseorang yang bisa mengerti perasaan kamu. Seolah selalu salah dan tidak pernah ada benarnya.
Jika memang seperti itu, kamu perlu memahami tentang banyak hal yang membuat keadaan terus seperti itu.
Pertama-tama dari pola pikir kamu sendiri. Bukan maksud menyalahkan, karena bisa saja dan memang banyak kejadian seperti ini. Keadaan dimana rasa sakit itu muncul karena cara pikir kamu yang salah dalam menilai sesuatu. Kamu mungkin tidak bisa realistis dalam berpikir. Dalam sebuah hubungan, ada semacam keyakinan buta. Dimana kamu terlalu yakin bahwa dirimu adalah sosok yang benar-benar pasangan inginkan, tapi kebanyakan tidak puas dengan keadaan kamu saat ini.
Sehingga dalam jangka panjang, pasangan ketika memasuki fase bosan, semakin tidak tertarik untuk terus melanjutkan hubungan denganmu. Usaha mereka pergi dengan pelan atau secepatnya, itulah yang akan membuat kamu merasa sakit hati. Maka, introspeksi diri dan perbaiki setiap hal yang menjadi kekurangnmu.
Bukan cuma itu, masih ada faktor internal lain yang berasal dari diri kamu sendiri. Dalam sebuah hubungan ada yang namanya ketergantungan. Kamu harus bisa menilai seberapa ketergantuan mereka terhadap kamu. Bisa saja justru kamu yang ketergantungan dengan mereka (pasanganmu).
Sehingga ketika kamu "haus", pada beberapa keadaan kamu justru membuat pasangan merasa risih. Mood orang bisa berubah setiap saat. Ketika mood mereka sedang buruk, tapi kamu justru lebih sering "haus", semakin lama pasangan akan semakin tidak nyaman. Jika terlalu sering terjadi, otomatis cara pandang mereka terhadapmu akan semakin buruk.
Tapi tenang saja, tidak semua karena dipengaruhi faktor internal dalam diri kamu saja. Kadang masalah tujuan juga harus dipelajari. Dalam menjalin hubungan, banyak sekali yang hanya punya tujuan untuk sekedar "mencoba", mengisi kekosongan daripada tidak ada, atau bahkan cuma sekedar lari dari kegalauan saja.
Jadi tidak semua pasangan dalam menjalin hubungan, sama seperti kamu. Mereka tidak terlalu mengedepankan perasaan, sedangkan kamu terlanjur dalam. Karena perbedaan itu akhirnya berat sebelah, dan pihak yang lebih berharap akan merasakan sakit lebih dalam.
Kembali lagi masalah internal. Ketika ada sosok yang berniat serius, tentu selain perasaan, pandangan terhadap masa depan juga tetap ada dalam setiap tujuan seseorang.
Maka kamu juga perlu melihat diri sendiri, seberapa besar peluang kamu untuk diinginkan seseorang untuk menjalin hubungan jangka panjang dan selamanya. Kualitas diri memberi pengaruh yang sangat besar.
Selain itu, seberapa besar potensi orang-orang yang menjadi pasanganmu, dalam mendapatkan sosok yang lebih baik dari kamu. Ini penting untuk dipelajari, karena tidak semua orang bisa menerima kondisi kamu seiring berjalannya waktu. Kualitas diri mereka semakin meningkat, sedangkan kamu diam ditempat. Tentu akan lebih banyak pandangan lain ketik hal itu terjadi.
Dan yang terakhir untuk saat ini, adalah seberapa sering kamu mengedepankan ego. Karena hal inilah yang sering menciptakan masalah, rasa tidak puas, bahkan kebencian dan rasa bosan. Karena sering sekali, orang tidak sadar bahwa sesuatu yang sudah diakui sebagai prinsip ternyata adalah keegoisan.
Kuncinya adalah bagaimana caranya membuat seseorang merasa nyaman terus menerus, berpikir ulang untuk meninggalkan, pandangan masa depan yang bagus, dan tentu saja ada ketergantungan sehingga hubungan terasa seperti candu. Lama berhubungan biasa saja, tapi kalau terpisah akan merasa tersiksa.