Banyak yang seolah punya prinsip tidak pilih-pilih dalam berteman. Tapi sebenarnya itu hanya sebatas teori saja. Karena pada kenyataannya, secara naluri semua orang itu pilih-pilih dalam berteman. Tidak mungkin seseorang akan bertahan dalam pertemanan jika diri sendiri merasa tidak nyaman.
Tapi itu tidak salah, pilih-pilih teman itu perlu karena alasan-alasan berikut ini.
1. Kita memang seharusnya pilih-pilih teman, bukan karena sombong tapi karena ada beberapa teman yang justru membuat kita terpengaruh untuk melakukan hal-hal negatif. Kita terpengaruh oleh teman tersebut hingga membuat kita terpancing untuk melakukan hal serupa seperti mereka. Iya kalau itu tidak merusak, jika malah menghancurkan hidup kita mending tidak usah banyak berinteraksi dengan teman seperti itu.
2. Karena ada juga penipu yang menggunakan topeng untuk menjalankan aksinya. Sebagai Manusia biasa, sudah menjadi naluri kita untuk mempertahankan diri dari segala ancaman buruk, termasuk tindakan penipuan. Jangankan yang sudah terdeteksi, yang belum saja kita harus hati-hati. Menghindari resiko yang bisa membuat kita berpotensi menjadi korban penipuan.
3. Alasan ketiga, karena banyak juga teman tidak tahu diri yang jika dibaikin malah semakin ngelunjak. Tidak tahu posisi dan malah membuat posisi kita menjadi buruk dimata orang lain. Teman semacam ini mending tidak ada, daripada hidup kita akan terbebani dengan masalah yang dia buat.
4. Ada juga teman yang membuat pola pikir kita berubah terhadap pasangan. Apa yang dia bicarakan secara langsung menghasut kita untuk tidak menerima kondisi pasangan saat ini. Sebagai contoh dia sering mengatakan, "Kamu tidak malu sama dia, dia kan dulunya rusak", "kamu itu bisa mendapatkan lebih baik dari dia, kenapa terus bertahan sama dia". Kalau masih masa pacaran mungkin tidak terlalu masalah, tapi bagaimana jika teman seperti itu ada ketika kita terikat pada sebuah pernikahan.
5. Alasan kelima, karena keberadaan teman ada yang justru mengacaukan cita-cita atau tujuan masa depan. Selalu memberi pengaruh buruk, membuat kita menjadi pesimis hingga ragu melangkah. Dan intinya, dia seolah tidak suka jika kita berubah menjadi lebih baik.
6. Teman juga ada yang selalu menjerumuskan kita pada maksiat. Kita menjadi pribadi yang lebih buruk dengan segala hal menyenangkan yang dia tawarkan. Bagaimana mau menjadi lebih baik jika teman seperti ini tidak "disingkirkan".
7. Dan alasan lainnya, ada juga teman yang membuat kita menjadi tidak bisa bersyukur dengan hidup ini. Seolah standar hidup kita jauh dari kata layak. Dia sering pamer atau setidaknya memberi gambaran tentang suatu hal yang terlalu tinggi. Dan niat dia memang untuk membuat kita merasa jatuh, merasa miskin, merasa tidak mampu, dan lain sebagainya. Sehingga apapun yang kita capai, merasa kurang dan kita tidak lagi bisa "menghargai" pemberian Tuhan.
8. Teman juga ada yang suka meremehkan, menjatuhkan, menghina, bahkan sampai melakukan tindakan fisik yang menyakitkan. Teman seperti ini biasanya merasa dirinya kuat. Merendahkan yang lebih lemah dan suka mencari muka didepan orang lain agar dianggap ditakuti, disegani, dan lain sebagainya. Meskipun dari kaca mata sebagian orang, teman semacam itu sebenarnya sedang mempermalukan diri sendiri.
Dengan alasan itu saja sudah membuat kita wajar pilih-pilih dalam berteman. Selama teman bisa membawa ke arah yang positif, tidak masalah. Tapi kalau teman-teman seperti yang sudah disebutkan, cukup kenal dan tidak perlu terlalu dekat.