Dalam peringatan kematian bagi sebagian umat muslim, ada yang melakukan peringatan dari 1-7 hari, 40 hari, dan sebagainya. Dalam peringatan kematian semacam itu, biasanya para tetangga akan datang. Mereka akan datang sesuai dengan jam yang disepakati, ditentukan, atau sesuai dengan kebiasaan warga setempat.
Berkumpul bersama untuk membacakan ayat suci al quran, dan salah satunya adalah surat Yasin. Tidak semua hafal, sehingga setelah itu akan muncul berbagai macam tipe orang semacam ini.
1. Orang yang bicaranya paling keras saat belum mulai, saat mulai ngaji tidak terdengar suaranya sama sekali. Karena dari kebiasaan sehari-hari, dia suka bicara dengan volume keras. Menceritakan kehidupan sehari-hari, pekerjaan, bahkan sampai masalah politik. Merasa paling ahli dalam hal-hal tersebut. Tapi ketika giliran mengaji, suaranya hilang tidak terdengar sama sekali.
2. Orang yang hanya terjaga saat belum mulai, ketika mulai ngaji tidur, dan terjaga lagi saat makanan datang. Seperti pada umumnya, ketika belum memulai ngobrol bersama teman disampingnya saat mulai mengaji dia tidur dengan menundukkan kepala. Setelah terdengar dentingan dua piring yang bersentuhan akhirnya terbangun lagi.
3. Orang yang sejak dari awal tampak ketakutan sampai akhir. Biasanya orang seperti ini merasa rendah diri karena tidak bisa mengaji. Cuma diam dan suka memilih tempat duduk di sudut, yang jauh dari pandangan orang lain, dan tentu saja agak remang-remang.
4. Gayanya biasa saja, saat mulai mengaji menunduk seolah tertidur meskipun sebenarnya itu dilakukan untuk menghindarkan pandangan publik terhadap mulutnya yang tidak komat kamit sama sekali. Setelah masuk bagian dimana dia bisa mengikuti, berhenti menunduk dan kembali ikut menirukan surat-surat yang dibaca.
5. Orang yang tetap menunjukkan mulutnya komat kamit tapi sebenarnya tidak sesuai dengan ayat yang dibacakan. Bisa dikatakan asal komat kamit agar dianggap bisa lancar dalam mengaji. Itu dilakukan karena takut malu jika dianggap tidak bisa mengaji.
6. Orang yang hobinya mengamati dan mengawasi siapa saja yang tidak bisa mengaji. Akan lebih sering memperhatikan orang lain dari ujung ke ujung. Tujuannya cuma kepo terhadap orang-orang yang cuma diam saat yang lain ikut mengaji.