Nama sri adalah nama dari bahasa sansekerta yang memiliki arti cahaya, kecantikan, keindahan, kemegahan. Nama pemberian orang tua yang bagi pemiliknya dianggap ketinggalan jaman ini, sebenarnya memiliki makna yang sangat bagus.
Sayangnya pemilik nama asli Sri dengan jiwa muda jarang menggunakannya sebagai panggilan sehari-hari dikalangan teman-temannya. Biasanya panggilan ini digunakan sebagai nama kecil saja, hanya berlanjut pada kehidupan bertetangga setelah dewasa.
Dalam pergaulan diluar, nama ini jarang digunakan. Alternatif panggilan yang dipilih, biasanya mengambil sebagian dari nama panjang. Misalnya nama Sri Lestari, ketika di lingkungan yang dianggap moderen, cenderung menggunakan Tari atau malah nama panggilan yang tidak ada kaitan dengan nama asli.
Suka tidak suka, sebagian pemilik nama Sri memang kurang percaya diri jika menggunakan panggilan ini. Alasan sebenarnya bisa seperti itu biasanya karena hal-hal berikut ini.
1. Nama sri dianggap ndeso bagi sebagian orang yang merasa kurang percaya diri jika menggunakan dalam pergaulan modern
2. Padahal sebenarnya hal itu terjadi karena sudah sejak kecil terbiasa dengan panggilan itu, sehingga kesannya seperti kurang enak didengar bagi pemiliknya sendiri.
3. Karena nama itu kebanyakan digunakan oleh orang-orang yang saat ini sudah memiliki usia lanjut, sehingga pemilik merasa bahwa nama itu sudah benar-benar ketinggalan jaman.
4. Nama itu sudah banyak yang memakai sehingga terkesan pasaran
5. Nama itu dianggap tidak bisa mengikuti jaman sehingga terkesan kurang keren. Meskipun sebenarnya, nama jadul banyak juga yang tetap terasa keren jika digunakan saat ini
Padahal sebenarnya, nama yang diberikan oleh orang tua itu semuanya dipengaruhi oleh budaya asing. Pengaruh dari bahasa klasik India, sebuah bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddhisme. Bisa jadi ketika awal masuknya pengaruh itu, nama sri menjadi salah satu nama terkeren.
Kemudian setelah itu, masuk pengaruh bangsa lain. Arab, Inggris, dan sebagainya yang akhirnya menjadikan trend nama pada setiap jamannya.
Dan tidak menutup kemungkinan, ketika pengaruh bangsa lain banyak yang masuk, fase itu akan kembali lagi ke awal. Dimana bangsa 'idaman' yang lebih sering dijadikan referensi untuk memberi nama anak.