Ketika marah, cara berpikir suami cenderung pendek. Salah satunya ketika terjadi pertengakaran hebat dengan istrinya. Berbagai macam serangan omongan dilontarkan istri pada suami. Hingga akhirnya 'plak', tamparan keras mendarat di pipi istri. Seketika suasana hening, kemudian istri menangis merasakan sakitnya tamparan suami.
Ketika suasana hati mulai dingin, sebagai suami tampaknya menyesal melakukan itu. Ada perasaan bersalah yang teramat dalam, ketika mengingat momen tamparan itu terjadi. Apalagi jika sampai ada bekas yang membiru dari tamparan atau pukulan tersebut.
Minta maaf pada istri memang itu yang harus dilakukan. Tapi permintaan maaf melalui kata saja sebenarnya tidak cukup. Inilah hal-hal yang harus dilakukan sebagai bukti minta maaf karena sudah menampar atau memukul istri.
1. Berikan pelukan hangat sambil mengatakan permintaan maaf
Berikan pelukan hangat dan bicara dengan nada selembut mungkin. Biarkan istri sejenak merasakan luka di pipi yang sampai ke hati. Kemudian bujuk dengan kata halus, sampaikan permintaan maaf agar dia merasa lebih tenang. Biarkan dia berargumen menyalahkan suami, yang penting sebagai suami sudah berusaha menenangkan hati istri.
2. Berikan hadiah yang disukai istri sebagai salah satu cara menebus kesalahan
Memberikan hadiah kejutan untuk istri, sebagai salah satu cara minta maaf karena sudah menampar. Tidak ada salahnya mengeluarkan uang lebih banyak demi menebus semua itu. Bukan soal harga mahal yang akan membuat istri senang, tapi kesungguhan dalam meminta maaf. Masih mending begini, daripada dilaporkan ke polisi.
3. Penuhi kebutuhan batin istri dengan lebih mengutamakan dirinya
Mungkin sebelumnya, melakukan ini hanya demi memuaskan suami saja. Sebaiknya sebagai wujud permintaan maaf, mengutamakan kepuasan istri. Ini bisa membuat istri merasa lebih bahagia. Rasa sakit yang dirasakan bisa terobati asal suami tulus dalam melakukannya.
4. Cari cara lain untuk melampiaskan kemarahan jika pertengkaran kembali terjadi
Pertengkaran lain jika tidak bisa dihindari, sebaiknya lampiaskan pada hal lain. Jangan didepan istri dalam melakukannya. Kalau bisa cari pelampiasan yang positif. Jadi hindari kemarahan yang sama ketika terjadi pertengkaran, agar reflek memukul istri tidak jadi kebiasaan.
5. Ajak istri untuk melakukan hal yang dia sukai
Tentunya paham apa yang disukai istri selama ini, luangkan waktu dan uang untuk bisa melakukan suatu aktivitas bersama istri. Misalnya jalan-jalan ke tempat yang selama ini diinginkan, mengunjungi tempat tertentu, dan masih banyak yang lainnya. Lakukan dengan maksimal agar istri merasa bahagia.
6. Pastikan pemukulan itu tidak akan terulang kembali
Ini adalah bukti permintaan maaf yang paling penting. Pastikan tidak ada aksi pemukulan berikutnya jika memang sudah sungguh-sungguh minta maaf. Jika kejadian itu terulang, sama saja minta maaf hanya melalui teori saja.
7. Perbaiki sikap agar lebih bisa menghargai peran istri
Ubah cara pandang, lihat peran istri dari sisi yang lain, tujuannya agar bisa lebih menghargai istri dalam rumah tangga. Sehingga ketika nanti ada sesuatu yang bisa menciptakan kemarahan, ada banyak hal baik sebagai pembanding. Tidak langsung meluapkan kemarahan hanya karena satu kesalahan tapi melupakan banyak kebaikan.
8. Jangan ulangi kesalahan yang menjadi akar masalah penamparan itu terjadi
Bila pemukulan itu terjadi karena salah pihak suami, maka jangan sampai terulang kembali. Sadar diri bahwa pertengkaran itu terjadi karena ulah diri sendiri. Tidak mengulangi kesalahan sama demi menjaga agar istri tidak marah dengan menyerang dengan kata-kata.
Itu saja bukti permintaan maaf secara nyata dari suami untuk istri setelah terjadi penamparan. Jangan biarkan jadi kebiasaan yang akhirnya bisa merusak rumah tangga bahkan bisa menggiring suami ke penjara.