Setelah bercerai, hak asuh anak kemudian berada di tangan mantan. Sehingga sebagai orang tua tidak bisa sepenuhnya mendampingi tumbuh kembang anak. Apalagi jika dalam perceraian tersebut, jarak antara kita dengan anak sangat jauh.
Sehingga tidak setiap saat memiliki kesempatan untuk bertemu. Kemudian, setelah itu anak perlahan pasti terbiasa hidup tanpa kehadiran kita. Apalagi sudah ada orang tua tiri yang baik sebagai pengganti, kita bisa saja terlupakan.
Tidak ada interaksi yang terjadi lebih sering, akhirnya ikatan batin itu bisa perlahan memudar. Bahkan mungkin belum tercipta sama sekali. Rasa khawatir menjadi orang tua bisa terlupakan. Hingga akhirnya perlu melakukan cara agar anak tidak melupakan kita sepenuhnya, dan inilah tips yang bisa dicoba.
1. Tetap jaga komunikasi dengan memperhatikan kenyamanan anak
Komunikasi yang membuat anak merasa nyaman itu, dengan tidak mengedepankan keinginan kita untuk selalu berkomunikasi. Ada saatnya kita menahan diri untuk tidak menghubungi terus menerus. Dalam berkomunikasi pun tidak harus dalam waktu yang lama, ketika anak sudah mulai bosan sebaiknya mengalah. Topik yang paling diminati anak, biasanya tentang keinginan anak jika bertemu kita nantinya. Dengan harapan anak merasa keinginannya bisa terpenuhi nanti setelah bertemu.
2. Berikan sesuatu yang memiliki nilai besar
Dalam menghidupi anak, orang tua yang bersamanya cenderung tidak begitu mendapatkan apresiasi dari anak secara maksimal. Dianggap sebagai sesuatu yang biasa menurut anak. Tapi karena terpisah jarak, itulah yang menjadi keuntungan kita sendiri. Kita bisa tetap membuat anggaran sendiri untuk anak, kemudian memberikan dalam bentuk yang lebih besar. Biasanya anak akan lebih merasa berkesan dengan tindakan semacam ini.
Berkaca ketika kita kecil dulu, setiap hari diberi uang jajan oleh orang tua dengan nominal kecil. Tentu rasanya biasa saja meskipun itu terjadi setiap hari. Tapi ketika ada kerabat yang memberi sebulan sekali dengan nominal besar, kita akan lebih merasa senang dengan itu.
3. Buat anak bebas melakukan hal yang disukai ketika punya kesempatan bersama
Ketika anak datang berkunjung, kita jemput untuk ikut beberapa hari, atau ada kesempatan untuk mengajaknya jalan-jalan jika usianya masih kecil. Kesempatan itu jangan di sia-siakan. Saatnya untuk memberikan rasa nyaman kepada anak. Sehingga dalam pikirannya, tertanam kalau ikut kita itu lebih enak.
4. Jadilah orang tua yang bisa dibanggakan
Menjadi sosok yang lebih baik, tidak memalukan, apalagi sampai punya prestasi yang membuat anak merasa bangga. Sudah pasti anak akan merasa bahwa orang tuanya hebat, kemudian ada potensi suka pamer tentang sosok kita didepan teman-temannya. Intinya, perbaiki kualitas diri terus menerus.
5. Meluangkan waktu untuk menunjukkan keberadaan diri
Jika memang kesempatan bertemu itu sedikit, ada baiknya meluangkan waktu untuk mengatur pertemuan. Yang penting berusaha sebaik mungkin agar bisa bertemu dengan anak. Sehingga anak akan sadar bahwa sosok orang tuanya ada.
6. Mengenang masa lalu yang memberikan rasa bangga terhadap anak
Memberikan pujian tentang masa lalu anak, tentunya anak akan merasa bahwa itu adalah sesuatu yang pantas untuk dikenang. Meskipun hal-hal itu sudah terlupakan oleh anak. Membahas ketika anak masih bayi, menceritakan sebuah kejadian yang lucu, dan sebagainya.
7. Tawarkan harapan yang lebih menjanjikan bagi anak
Kita itu tidak langsung pasrah saja dengan mantan, kita juga harus menunjukkan kesan memikirkan masa depan anak. Tentunya didepan anak sendiri penyampaiannya. Pahami keinginan atau cita-cita anak dan katakan bahwa kita bisa memberikan dukungan untuk dia. Sehingga dengan begitu, anak tidak akan melupakan orang tuanya.
8. Berikan klarifikasi sebagai antisipasi dijelek-jelekkan mantan dengan perlahan
Sesuaikan dengan usia untuk memberikan pemahaman yang baik. Sebab jika doktrin yang diberikan mantan kurang baik, bisa membuat anak membenci kita. Sehingga pelan-pelan harus memberikan klarifikasi dengan menyesuaikan cara pandang anak.
Pada kesimpulannya, anak tidak akan melupakan orang tuanya jika masih ada interaksi dan komunikasi yang nyaman. Sehingga anak merasa tidak terputus total dengan ayah atau ibunya meski sudah terpisah jarak. Dan tentu, dia paham dengan benar definisi ayah dan ibu yang saat ini bersamanya.