Kamu sudah sejak lama memegang prinsip ingin jadi diri sendiri. Karena kamu merasa dengan jadi diri sendiri sudah cukup. Selain kondisi kamu sudah baik, kamu juga merasa tidak buruk-buruk amat. Dan yang pasti kamu merasa nyaman dengan kondisi itu.
Tapi ketika sudah menyangkut urusan pacar, kecocokan adalah hal yang umum dijadikan patokan. Ketika banyak kesamaan, banyak yang menganggap itu sebagai kecocokan. Lalu apa jadinya jika kamu dan pacar memiliki perbedaan yang sangat jauh?.
Perbedaan usia, perbedaan cara pandang, perbedaan pola pikir, perbedaan latar belakang pendidikan, keluarga, dan masih banyak lainnya. Pacar bisa saja berpikir bahwa kalian tidak ada kecocokan jika perbedaan itu terlalu banyak.
Solusi yang paling umum tapi tidak untuk artikel ini, tentu kamu berusaha menjadi seperti dia. Kamu mengikuti dia, menyamakan banyak hal dengan merubah diri kamu agar tercipta kesan kalau kalian memiliki kecocokan.
Atau sebaliknya pacar yang mengikuti kamu agar tercipta kesan cocok dalam menjalin hubungan. Tapi kalau pacar mengikuti kamu, dia terpaksa keluar dari zona kebiasaannya. Itu termasuk mengandung unsur keterpaksaan, yang akhirnya merasa tidak nyaman. Kamu pun juga akan merasakan hal yang sama.
Kalau memang keadaannya seperti itu, Kamu tentu tidak rela jika hubungan berakhir hanya karena dia merasa tidak cocok. Padahal ada solusi lain, yaitu berusaha menjadi teman diskusi yang nyambung dan seimbang. Bagaimana caranya?.
Meskipun tidak harus menjadi seperti dia, setidaknya kamu memahami pola pikir, kebiasaan, dan semua hal tentang dia. Sehingga ketika menjalin komunikasi terkesan nyambung. Kamu bisa menjadi pendengar yang baik, memberi saran, bahkan mencarikan solusi untuk setiap masalahnya.
Sebab ini adalah hal paling vital dalam hubungan. Komunikasi yang baik menjadi kunci dari setiap penyelesaian masalah. Mulai masalah kehidupan sehari-hari sampai masalah yang lebih serius. Makanya banyak pasangan yang tampak cocok meskipun banyak perbedaan, karena komunikasi mereka sangat baik.
Secara teori memang mudah, tapi pada kenyataan banyak hal yang harus kamu lakukan. Mulai dari melihat banyak faktor yang diantaranya adalah usia, kebiasaan dalam keluarga, latar belakang pendidikan dan masih banyak yang lainnya.
Masih mending jika dia memiliki 'level' dibawah kamu, lebih mudah untuk dipelajari. Tapi jika dia diatas kamu, itu tugas yang butuh proses panjang untuk mempelajarinya.
Yang paling penting, tanamkan beberapa pemahaman berikut ini untuk bisa memahaminya.
1. Tanamkan dalam pikiran, cara pandang kamu dan dia berbeda. Jadi jangan langsung menilai sesuatu benar atau tidak dari cara pandang kamu saja. Perkirakan juga cara pandang dia.
2. Apapun yang terjadi jangan langsung ambil kesimpulan, komunikasikan dengan cara yang baik. Tidak perlu emosi untuk mencari tahu segala hal.
3. Yakinlah bahwa pengetahuan kamu selama ini, jauh dari kata paham. Sehingga kamu wajib mempelajari lebih dalam tentang suatu hal, terutama untuk hal yang sudah dia kuasai.
4. Jika tidak tahu, tetap dengarkan meskipun kamu banyak bertanya untuk mendapatkan penjelasan dia.
Kalau kamu bisa memahami artikel ini, kemungkinan besar dia akan merasa cocok dengan kamu. Akan lebih baik jika dia juga menerapkan hal yang sama. Sehingga antara dia dan kamu akan sama-sama saling dimengerti. Tahu, paham, dan menguasai, bukan berarti harus menjalani.