Sebenarnya sudah ada keinginan untuk menjadi orang yang lebih sabar. Tekad sudah ada, tapi ketika dihadapkan pada realita sering sekali tidak bisa mengontrol emosi. Mudah marah-marah ketika menghadapi suatu permasalahan baik dengan pasangan, teman, bahkan dengan tetangga.
Sehingga sering sekali, kebiasaan marah-marah itu memberi dampak yang kurang baik. Orang menjadi tidak nyaman jika harus berurusan, sehingga menutup banyak peluang bagus hanya karena orang lain malas berinteraksi.
Sebagai orang yang punya niat untuk berubah menjadi lebih sabar, memang harus menggunakan beberapa langkah proses untuk mewujudkan. Dan inilah beberapa cara menghilangkan kebiasaan marah-marah agar menjadi lebih sabar.
1. Membiasakan diri untuk diam selama 15 detik ketika marah
Ketika kemarahan sudah mencapai puncak, kecerdasan berpikir akan menurun drastis. Sehingga cenderung mengekspresikan kemarahan tanpa berpikir dampaknya. Untuk itu ketika sudah mulai merasakan kemarahan, tahan diri. Diam selama 12-13 detik agar pikiran kembali jernih. Sehingga terhindar dari keinginan untuk menunjukkan kemarahan yang dirasakan.
2. Tarik nafas yang dalam dan mengeluarkan pelan-pelan
Selain dengan diam selama 12 sampai 15 detik, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan pelan-pelan akan memberikan dampak ketenangan. Sehingga akan memberikan pemikiran yang segar dan bisa mengambil keputusan dengan kesadaran penuh. Sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, tentu bisa dihindari.
3. Mencoba bermeditasi
Pada waktu luang, mencoba untuk bermeditasi dengan tujuan mendapatkan ketenangan batin. Pelajari cara bermeditasi yang benar agar terbiasa memiliki pemikiran yang tenang dan terkendali.
4. Lihat masalah dari cara pandang positif
Masalah akan menciptakan rasa tidak nyaman terhadap diri sendiri, sehingga berbagai macam tindakan negatif bisa tercipta dari situ. Ubahlah cara pandang dengan melihat sisi positif dari setiap persoalan yang terjadi. Setidaknya sudah berpikir tentang dampak positif dari masalah seburuk apapun itu.
5. Ingat semua kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang yang memicu kemarahan
Sedang terjadi argumen dengan seseorang, entah itu teman, pasangan, atau keluarga sendiri. Mulailah untuk mengingat semua kebaikan yang pernah dia lakukan. Mulai dari hal yang kecil sampai hal besar yang pernah dia lakukan terhadap kita. Jangan mengingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan, juga jangan mengingat semua kebaikan yang pernah kita berikan padanya.
6. Hilangkan prasangka buruk
Prasangka buruk juga menjadi salah satu pemicu kita menjadi mudah marah. Mulai hilangkan hal tersebut untuk mendorong keluarnya pemikiran positif. Prasangka buruk sering sekali membuat kita mengambil kesimpulan yang salah terhadap orang terkait.
7. Bayangkan segala kemungkinan niat baik dari orang lain
Sebaliknya, harus berpikir cerdas agar menemukan segala kemungkinan baik dari orang terkait. Mungkin niat dia baik, berusaha mengingatkan kita, demi kebaikan kita, dan masih banyak kemungkinan yang sesuai dengan masalahnya. Dengan begini, meski sedikit setidaknya ada perasaan berterima kasih.
8. Pikirkan resiko jangka panjang
Resiko jangka panjang yang negatif itu banyak sekali. Seperti misalnya kita membentak, kemudian karena dia sakit hati mulai tidak nyaman dengan kita. Berusaha tidak banyak berinteraksi dan memilih untuk 'berbagi keuntungan' dengan yang lain. Atau rasa sakit hati yang bisa menciptakan dendam berkepanjangan.
9. Gunakan bahasa yang lebih positif
Masalah seperti apapun, jika kita bisa menggunakan bahasa yang lebih positif tentu akan membuat orang lain terpancing melakukan hal serupa. Jika kita biasa menggunakan kata kotor, umpatan, dan sebagainya, itu hanya akan memancing reaksi lawan untuk bersikap yang membuat kita mudah marah. Dengan membiasakan hal itu, kemarahan akan lebih mudah dihindari.
10. Introspeksi diri
Kita harus menyadari, kita itu mudah marah dengan masalah apapun. Sehingga perlu introspeksi diri agar bisa memiliki cara pandang yang lebih baik. Sebab jika kita menyadari bahwa kita adalah pemarah, kita bisa memahami dalam masalah yang ada belum tentu kita benar sepenuhnya.
11. Pikirkan solusi
Daripada marah-marah karena masalah yang ada karena bermaksud menyalahkan, mending berpikir solusi untuk mengatasi masalahnya. Sebab mencari siapa yang benar dan salah, tidak akan memberi dampak baik. Fokus solusi untuk mendapatkan hasil yang membuat keduanya merasa mendapatkan keadilan.
12. Cari pelampiasan dengan cara positif
Simpan dulu kemarahan yang dirasakan, tunggu beberapa waktu sampai lawan tidak berada disekitar. Lampiaskan dengan cara yang positif. Tapi kalau sudah melakukan cara-cara sebelumnya, seharusnya pelampiasan itu tidak dibutuhkan.
13. Ceritakan kepada orang yang bisa diandalkan
Menyimpan masalah sendiri itu bisa menjadi tekanan sendiri dalam pikiran. Lebih baik berbagi kepada orang yang tepat. Orang yang bisa mencairkan suasana bukan malah menjadi provokator dan menambah masalah. Tujuannya agar beban terasa lebih ringan.
14. Lihat masalah dari berbagai sudut pandang
Kita saat marah, cenderung melihat masalah dari sudut pandang kita sendiri. Mulai saat ini, lihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari cara pandang netral dengan membayangkan kita sebagai orang lain yang mengamati, melihat dari cara pandang lawan kita, dan tentu dari cara pandang diri sendiri. Sehingga diharapkan kita bisa melihat masalah dengan cara pandang yang netral.
15. Minta jeda sejenak untuk menenangkan diri
Jika sudah mulai merasakan kemarahan, minta jeda kepada lawan untuk menenangkan diri. Dengan alibi sedang menerima panggilan telepon atau pura-pura melihat handphone karena ada sesuatu. Dengan ini, menghindarkan diri agar tidak terpancing untuk marah-marah.
Baca juga: 8 Alasan Cowok Yang Jarang Marah, Marahnya Justru Terkesan Murka