Setiap orang tua pasti berharap yang terbaik untuk anaknya. Tidak ada orang tua yang berharap anaknya salah dalam memilih pasangan. Hingga akhirnya orang tua memiliki kriteria tertentu yang harus dipenuhi sebagai syarat untuk jodoh anaknya.
Sayangnya tidak banyak orang tua yang mau memahami potensi dan kondisi dari anaknya sendiri. Hanya sebatas mengatur kriteria calon mantu sesuai versinya sendiri. Padahal untuk kriteria yang dimaksud, bisa saja anaknya akan merasa sangat kesulitan untuk mendapatkannya.
Ketika ada sosok yang sudah menjadi pilihan sang anak, karena belum memenuhi kriteria akhirnya orang tua menolak. Mempersulit langkah sosok yang bersedia serius dengan anaknya. Orang tua tidak mau tahu, bahwa sosok yang sudah ada untuk mendapatkannya pun susah. Mengingat kondisi anak, memang sudah mengeluarkan semua batas kemampuannya.
Untuk bisa mendapatkan sesuai keinginan orang tua, atau bahkan lebih baik dari sosok yang sudah ada, bukan merupakan usaha yang mudah. Apakah orang tua melihat hal ini?, kebanyakan tentu mengabaikannya. Apalagi sudah membulatkan tekad, selain yang memenuhi kriteria tidak akan direstui.
Yang paling merasakan dampaknya tentu sang anak sendiri. Apalagi jika sampai usia matang tidak kunjung mendapatkan sosok yang sesuai keinginan orang tua.
Tekanan batin karena tuntutan tersebut bisa berpengaruh kepada kondisi psikis sang anak. Bahkan bisa memberi pengaruh buruk terhadap cara pandang anak kepada orang tuanya sendiri.
Sebagai orang tua seharusnya tidak egois seperti itu, lihat juga kondisi anak saat ini. Apakah anak sudah masuk kategori layak untuk mendapatkan sesuai standar kriteria orang tua.
Harus memahami juga berbagai macam kemungkinan cara pandang lawan jenis terhadap anaknya. Kalaupun itu tidak terpikirkan setidaknya bukan cuma menuntut anak untuk mendapatkan pendamping sesuai kriteria.
Jika memang harus begitu, bukan dengan menuntut anak mendapatkannya saja. Orang tua harus punya peran yang besar, dan itu dimulai dari anak sendiri.
Bagaimana caranya agar kualitas diri dan kelayakan anak bisa meningkat, sehingga bisa menciptakan potensi mendatangkan calon pasangan yang jauh lebih baik.
Jangan hanya bisa, 'itu jangan', 'ini tidak boleh', 'harus yang begini' saja. Setidaknya modali anak, arahkan anak, dan buat anak menjadi sosok yang sangat pantas untuk orang-orang sesuai kriteria tuntutan. Semakin tinggi kualitas diri anak, jangankan yang cuma sesuai kriteria, yang lebih baik pun banyak.