Mendengarkan musik kesukaan dengan suara keras, apalagi didukung oleh speaker yang bagus tentu memberikan kesenangan tersendiri. Apalagi lagu yang dipilih sesuai dengan kondisi hati, benar-benar bisa menikmatinya.
Ditambah, jika saat mendengarkan sedang dalam keadaan santai. Berada di lingkungan yang mendukung. Tapi dalam lingkungan pemukiman padat penduduk tentu saja berbeda keadaannya. Ada etika yang harus kita perhatikan dalam memutar musik dengan volume tinggi.
8 Etika Putar Musik Keras Dengan Speaker Di Lingkungan Padat
1. Menyesuaikan dengan selera warga setempat
Warga setempat biar bisa ikut menikmati sebaiknya pilih aliran musik yang sesuai dengan selera mereka. Agar suara keras yang ikut mereka dengar tidak terkesan mengganggu karena perbedaan selera. Misalnya warga setempat mayoritas suka dengan musik pop atau dangdut, jangan memilih setelan volume tinggi jika musik yang diputar merupakan lagu-lagu hard rock.
2. Kecuali pada acara tertentu, sebaiknya pilih waktu diluar jam tidur siang
Bayangkan jika ada orang yang akan tidur siang tapi tidak bisa karena terganggu oleh suara musik yang keras. Maka untuk jam-jam tidur siang, kurangi volume agar tidak terlalu terdengar kemana-mana. Meskipun jam tidur siang orang tidak selalu sama, tapi setidaknya memilih jam umum untuk menentukannya.
3. Jangan terlalu larut malam apalagi malah sampai pagi
Meskipun senang dan fanatik dengan yang namanya musik, bukan berarti setiap saat menyalakannya. Apalagi malah hari dimana jam tidur malam. Akan lebih mengganggu jika sampai larut pagi. Kecuali memang sedang ada acara nikah dimana memang sudah jadi tradisi menyalakan musik sampai pagi full time.
4. Matikan pada waktu orang beribadah
Tergantung lingkungan, pasti ada waktu bagi orang untuk beribadah. Mereka tidak akan bisa fokus jika terkena suara berisik musik yang diputar. Misalnya saja pada jam shalat bagi muslim, sebaiknya dimatikan lebih dulu.
5. Kurangi volume jika ada orang sakit
Orang sakit paling merasa tidak nyaman jika ada suara keras, apalagi jika sedang sakit gigi. Maka jangan egois, mengalah dulu untuk tidak memutar musik keras-keras. Masih ada hari lain untuk mendengarkan musik kesukaan.
6. Dan jangan lupa jika ada tetangga yang punya bayi
Bayi dan balita membutuhkan waktu tidur siang lebih banyak. Jika terganggu dengan suara musik, bukan hanya tidak bisa tidur, tapi mereka juga cenderung rewel dan susah dikendalikan. Kasihan orang tuanya repot menangani anaknya yang rewel.
Baca juga: 8 Etika Pinjam Mobil Kepada Orang Lain, Jangan Jadi Tidak Tahu Diri
7. Jangan egois, kalau ada yang menyampaikan keluhan meski melalui orang lain, jangan tersinggung
Pada kenyataannya, merasa di pihak yang benar jika ada orang lain yang menyampaikan keluhan adalah sikap tidak beretika. Kita yang salah karena memutar musik terlalu keras, maka jika ada yang mengeluh minta maaf saja. Setelahnya kita bisa mengurangi volume sesuai standar kebisingan menurut warga setempat.
8. Jika ada dana lebih bangun ruang kedap suara
Ruang kedap suara itu sangat membantu. Seperti teman penulis yang tinggal di rumah padat penduduk, ketika memutar musik keras pun dari luar tidak terdengar. Paling hanya suara bass yang sayup-sayup terdengar. Nah, biar tidak jadi bahan omongan tetangga, solusi ini bisa dijadikan pilihan.