Kalau kita teliti di jalan tentunya akan lebih sering melihat pengemudi mobil menyalakan klakson ketika menyalip motor. Tapi ketika menyalip sesama mobil, justru lebih jarang. Padahal secara ukuran mobil lebih besar sedangkan motor lebih kecil.
Bukankah seharusnya lebih berbahaya jika menyalip mobil daripada motor?. Tapi kenapa justru saat akan menyalip motor, pengemudi justru lebih sering menggunakan klakson untuk memberi peringatan?. Dan inilah jawabannya.
6 Alasan Mobil Lebih Sering Menyalakan Klakson Saat Salip Motor Daripada Sesama Mobil
1. Karena manuver motor lebih susah untuk ditebak
Dalam bermanuver, motor itu lebih susah untuk diprediksi oleh kendaraan lain. Sebab pada beberapa kasus, motor terlalu ke tengah secara tiba-tiba, geser tiba-tiba, zig-zag, bahkan pindah jalur tanpa aba-aba. Sedangkan mobil cenderung stabil berada di jalurnya, dan kalau pindah jalur hampir semua pengemudi memberikan tanda. Maka selama muat untuk menyalip, pengemudi akan merasa lebih aman menyalip mobil daripada motor. Tapi meski terlihat lenggang, mobil masih merasa pelru untuk klakson motor agar tidak melakukan manuver secara tiba-tiba.
2. Kebanyakan sesama pengguna mobil, sudah paham dengan kode sein dan lampu yang diberikan
Sebenarnya saat ingin menyalip, mobil sudah memberikan kode berupa sein kanan, bahkan lampu dim. Tanpa klakson pun sudah dianggap cukup aman untuk menyalip. Apalagi jika mobil didepan sudah tampak geser ke kiri memberikan ruang bagi mobil yang akan menyalip. Itu sudah lebih dari cukup.
3. Spion mobil sudah pasti mengarah kebelakang, sedangkan spion motor tidak pasti, ada yang malah diarahkan ke wajah
Sangat jarang pengemudi mengotak-atik spion mengarah ke area yang tidak seharusnya. Sehingga keberadaan kendaraan dibelakang akan lebih mudah terdeteksi. Sedangkan motor, tanpa sengaja pun arahnya bisa berubah dan tidak bisa melihat kondisi dibelakang. Maka dari itu pengemudi mobil cenderung mengingatkan dengan suara. Karena lampu sein dan lampu dim kadang dirasa tidak cukup.
4. Dalam kondisi lambat, mobil lebih stabil berada di jalurnya, motor cenderung pindah jalur meski tipis-tipis
Berkendara motor dalam kecepatan lambat, kebanyakan tidak stabil dan cenderung belok kanan kiri untuk menjaga keseimbangan. Sehingga meski jalur yang dipakai motor sedikit, potensi geser justru lebih luas daripada mobil. Sedangkan mobil meski jalan selambat apapun, roda depan tidak akan geser kanan kiri. Sehingga dianggap lebih aman menyalip mobil pelan daripada motor pelan.
5. Karena sesama pengguna mobil, kode bisa diberikan oleh pihak yang akan disalip
Kebanyakan pengguna mobil sudah paham kode mempersilahkan kendaraan dibelakang untuk menyalip. Salah satunya dengan menyalakan lampu sein kiri. Atau cara lain adalah dengan geser ke kiri sedikit memberi ruang di sisi kanan lebih banyak. Dengan tindakan seperti itu saja pengemudi yang akan menyalip sudah paham telah diberi ruang untuk mendahului.
6. Meski besar, body mobil lebih mudah diukur dengan jarak spion
Mobil mepet hanya berjarak beberapa cm saja selama spion dari kedua mobil tidak beradu, dianggap aman. Setidaknya itu yang terlihat dan dirasakan oleh sesama pengguna mobil. Tapi kalau motor, terlalu mepet juga akan mempengaruhi cara pandang motor. Dan di mata pengemudi mobil, jarak itu beresiko menciptakan serempetan dengan motor. Sehingga merasa perlu untuk memperingatkan dengan klakson.
Baca juga: 6 Kode Lampu Dan Sein Mobil Yang Wajib Dipahami Pengendara Motor, Biar Gak Ngawur