Kita tentunya sering melihat penggunaan Clapperboard ketika bagian akhir film menayangkan "behind the scene" dari film tersebut. Sejak film jadul hingga film modern kita sering melihat Clapperboard digunakan untuk memulai sebuah pengambilan adegan.
Bahkan ketika kita masih kecil, ada sebagian yang bermain seolah sedang membuat film, meniru tindakan yang dilakukan Clapper loader sambil berteriak "eksen". Tapi apakah kita semua paham dengan kegunaan papan tersebut, mari bersama kita cari tahu apa fungsi sebenarnya.
Fungsi Clapperboard Dalam Pembuatan Film
Dikutip dari Wikipedia (https://en.wikipedia.org/wiki/Clapperboard), Clapperboard adalah perangkat yang digunakan dalam pembuatan film dan produksi video untuk membantu dalam sinkronisasi gambar dan suara, dan untuk menunjuk dan menandai berbagai adegan dan mengambil saat mereka difilmkan dan audio. Clapperboard dioperasikan oleh Clapper loader.
Jadi dalam pembuatan film dari awal sampai akhir, merupakan gabungan dari beberapa scene. Dimana setiap scene diambil beberapa kali sampai ratusan kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Tiap potongan scene tersebut diberi kode dan nomor sehingga ketika nanti dirangkai akan menjadi satu alur film yang utuh sesuai jalan cerita. Dalam Clapperboard, terdapat berbagai jenis info mulai take, roll, tanggal, sound, dsb.
Sehingga setelah semuanya selesai, pihak editor akan memiliki jumlah file yang sangat banyak. Hal itu memudahkan pihak editor untuk merangkai scene menjadi satu film yang utuh dengan melihat script naskah yang ada nomor scenenya.
Clapperboard direkam pada awal pengambilan gambar agar lebih cepat menemukan urutannya. Kemudian editor juga akan lebih mudah untuk mensinkronkan antara gambar dengan suara agar selaras. Karena dalam pembuatan film, suara juga diambil secara terpisah termasuk efek suara yang tidak bisa terekam secara alami.
Penutupan stik film mudah diidentifikasi pada trek visual, dan suara "tepukan" yang tajam mudah diidentifikasi pada trek audio terpisah. Kedua track tersebut nantinya dapat disinkronkan secara tepat dengan mencocokkan suara dan gerakannya. Karena setiap pengambilan diidentifikasi pada trek visual dan audio, segmen film dengan mudah dicocokkan dengan segmen audio.
Baca juga: Ketika Monyet Tawuran, Ini Cara Mereka Mengenali Mana Kawan, Mana Lawan