Pada dasarnya mobil eropa itu disukai oleh kebanyakan orang, namun karena biaya kepemilikannya yang dianggap mahal, akhirnya kebanyakan orang kurang berminat untuk memilikinya. Hanya beberapa orang yang sudah bosan mobil jepang, orang yang ingin "naik kelas", atau orang yang mengutamakan kenyamanan. Untuk lebih jelasnya, inilah alasan mobil eropa kurang diminati untuk dimiliki di Indonesia.
6 Alasan Mobil Eropa Kurang Diminati Untuk Dimiliki Kebanyakan Masyarakat Indonesia
1. Harga baru mobil eropa cenderung mahal
Karena banyak fitur dan kualitas yang dibuat sesuai standar Eropa, membuat harga mobil ini lebih mahal. Sehingga di Indonesia sendiri mobil eropa sudah masuk dalam kategori mobil premium. Padahal kebanyakan orang Indonesia tidak benar-benar mampu untuk melakukan pembelian. Sedangkan mobil Jepang, jenis produk dikuasai oleh LCGC dengan harga yang terjangkau meskipun miskin fitur dengan kualitas yang tidak begitu bagus. Sehingga untuk kategori pembelian dari baru, mobil eropa akan jauh lebih sedikit peminatnya.
2. Biaya perawatan yang mahal
Mobil eropa itu memang memerlukan perawatan khusus karena demi menjaga kondisi selalu optimal. Dan juga harga sparepart jauh lebih mahal meskipun itu sebanding dengan usia pakai yang didapatkan. Jadi dalam masalah perbaikan, mobil eropa itu cenderung mengeluarkan lebih banyak uang pada saat perbaikan. Dengan perawatan oleh ahlinya, maka hasil perbaikan itu akan memiliki usia pakai yang jauh lebih lama. Jika dihitung dalam jangka panjang, sebenarnya juga lebih hemat dibanding mobil Jepang yang sekelas.
3. Spek Eropa yang tidak sesuai dengan karakter kebanyakan pemilik mobil Indonesia
Karakter pemilik mobil di Indonesia itu kebanyakan suka dengan biaya perbaikan yang murah asal masalah segera teratasi. Sehingga dengan itu bisa mengerjakan perbaikan di sembarang bengkel dengan sparepart pengganti asal murah. Bahkan jika tidak mendapatkan yang murah, diakal dengan berbagai cara pun dilakukan. Sehingga perlakuan seperti itu tidak cocok untuk mobil standar Eropa.
4. Over Engineered yang membuat mobil bekas hancur berantakan karena penanganan yang salah
Masih ada kaitan dengan poin sebelumnya, karakter orang Indonesia cenderung memperbaiki asal murah dan asal jadi. Sehingga penanganan cenderung diserahkan pada bengkel yang tidak sesuai dengan sparepart tidak sesuai standar. Bahkan diganti dengan sparepart mobil lain yang tidak seusai peruntukkan. Akhirnya dalam jangka panjang, mobil menjadi berantakan. Dan itulah salah satu penyebab mobil eropa harganya jatuh. Hingga banyak muncul mobil dengan spesifikasi sama, tipe sama, tahun sama, tapi harganya bisa berbeda hingga 2 kali lipat. Sebab yang satu dirawat sesai standar Eropa dan yang satu dirawat sesuai standar karakter orang Indonesia.
Baca juga: 7 Alasan Orang Memilih Mobil Murah Meski Mampu Beli Yang Mahal
5. Harga bekas yang jatuh tidak sesuai dengan pajak yang menyertainya
Buat orang yang tidak mampu membeli baru, tentunya punya harapan dari mobil eropa dalam kondisi bekas. Tapi harga bekas mobil eropa meski murah, pajaknya tidak ikut menyesuaikan turun secara drastis. Sehingga bisa dikatakan biaya kepemilikannya masih memberatkan. Paling banter hanya tahun tua yang tidak begitu butuh perawatan banyak.
6. Konsumsi bbm dianggap boros
Sebenarnya konsumsi bbm mobil eropa itu tidak terlalu boros. Hanya saja karena kapasitas mesin yang besar akhirnya membangun mindset kebanyakan orang bahwa mobil eropa itu boros. Dalam perbandingan pun mereka sering tidak seimbang, misalnya mobil Jepang 1300 cc dibandingkan dengan eropa 2000 cc. Dimana-mana pasti akan berbeda jauh. Padahal dalam kondisi sehat, berdasarkan pengalaman penulis mobil eropa jauh lebih irit terutama jika digunakan untuk jarak jauh.
Baca juga: 4 Ciri Khas Wanita Kalau Sedang Menyetir Mobil, Kecuali Dah Ahli