Peringatan: Ini bukan maksud menjatuhkan anak magang. Ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa orang. Jadi tidak semua anak magang seperti ini. Tapi pada umumnya ada kesalahan yang dilakukan anak magang jika diberi peran terlalu banyak saat memperbaiki mobil.
Dan inilah kesalahan yang biasanya dilakukan jika anak magang diberi peran terlalu banyak dalam perbaikan mobil.
5 Kesalahan Perbaikan Mobil Yang Biasanya Terjadi Jika Dikerjakan Anak Magang
1. Baut lupa dipasang
Pernah mengalami, ketika di bengkel setelah semua selesai, masih ada baut yang lupa dipasang. Kemudian setelah diteliti ulang, ternyata baut sisa tersebut berada pada bagian paling dalam. Sehingga mau tidak mau, harus bongkar kembali untuk memasang baut yang luput dari pemasangan. Meskipun tidak masalah karena akhirnya terpasang kembali, tetap saja pemilik mobil akan lebih pesimis terhadap bengkel terkait. Untuk itu, lebih baik pengerjaan tetap didominasi oleh pemilik atau yang lebih senior.
2. Dalam proses bongkar ada bagian yang rusak
Tidak jarang dalam proses bongkar, bagian yang seharusnya tidak berkaitan menjadi korban. Menjadi rusak karena cara bongkar yang kurang sesuai. Meskipun tidak fatal, tetap saja pemilik mobil ada sedikit rasa kecewa. Tapi maklum, mungkin anak magang belum begitu paham cara bongkar yang benar.
3. Salah pasang hingga harus dua kali kerja
Kadang kala ada kesalahan dalam pemasangan komponen. Komponen kiri seharusnya dipasang pada bagian kiri, tapi pada prakteknya malah salah pasang. Setelah diteliti yang lebih senior atau pemilik bengkel, baru ketahuan sehingga harus dibongkar lagi. Yang otomatis pemilik harus menunggu lebih lama lagi.
4. Pemasangan kurang maksimal
Pemasangan kurang maksimal, hal ini biasanya akan dibuktikan oleh pemilik yang ikut melibatkan diri. Paling sederhana mengencangkan baut agar lebih kuat lagi. Itu hanya contoh, karena pada perbaikan yang lain, anak magang pernah ada yang kurang maksimal.
5. Komponen yang seharusnya tidak diganti menjadi harus diganti
Dalam proses bongkar, kadang kala karena tidak hati-hati atau kurang tepat, akhirnya ada komponen yang dibongkar secara paksa. Akhirnya rusak dan harus diganti. Padahal untuk mekanik pengalaman, komponen terkait bisa tetap dalam kondisi baik-baik saja.
Sekali lagi penulis sampaikan, tidak ada maksud untuk menjatuhkan anak magang. Tapi ini adalah pengalaman pribadi dan banyak orang lainnya, yang pernah mengalami mobil diperbaiki di bengkel dan hampir secara keseluruhan dipegang oleh anak magang.
Baca juga: 5 Alasan Pemilik Mobil Lebih Tenang Ditangani Pemilik Bengkel Daripada Karyawan